Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Dia bilang masih ada kesempatan meraih medali perunggu dan mencetak sejarah. Kansnya juga besar melawan Kevin Cordon (Guatemala). Jadi, jangan disia-siakan kesempatannya. Kapan lagi?"
"Dari situ di perjalanan pulang sampai tiba di Athlete's Village, kembali ke kamar, seharian saya coba mereset lagi fokus dan mood-nya. Anggap pertandingannya sebagai final. Walau cuma perunggu tapi semua dibawa happy saja," tutur Anthony.
Keesokan harinya, Anthony merasa lebih baik. Tidak terlalu sedih dan kecewa seperti saat dikalahkan Chen Long.
Meski begitu, pemain berusia 24 tahun tersebut juga merasa tegang saat menjalani laga perebutan medali perunggu.
"Ketegangan itu lebih karena memikirkan pertandingan melawan Kevin (Cordon) ya, bukan karena saya masih memikirkan kekalahan dari Chen Long. Takut tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik sih, takut tidak bisa main lepas," aku Anthony.
"Dan lawannya juga kan lagi on fire jadi agak tegang. Untungnya saya bisa manage dengan baik," ujar Anthony.
Bagi Anthony, bertanding pada Olimpiade pertama berbeda jika dibandingkan debgan Kejuaraan Dunia pertama atau All England pertama.
"Sangat berbeda, kalau Kejuaraan Dunia dan All England malah rasanya seperti turnamen-turnamen biasa saja. Seperti misalnya dari berangkat, sampai di sana satu sampai dua hari latihan dan jajal lapangan, lalu mulai pertandingan," ucap Anthony.
Baca Juga: Marquez Semakin Agresif dan Dianggap Kurang Pantas Gantikan Rossi sebagai Ikon MotoGP