Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kisah Anthony Ginting yang Ingin Menyendiri Usai Kalah dari Chen Long

By Delia Mustikasari - Jumat, 13 Agustus 2021 | 18:50 WIB
Aksi Anthony Sinisuka Ginting saat melawan Chen Long pada semifinal Olimpiade Tokyo 2020, Minggu (1/8/2021), ini tawaran sejumlah negara bagi atlet mereka yang berhasil membawa pulang medali (NOC INDONESIA)

BOLASPORT.COM - Kekalahan pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, dari Chen Long, (China) pada semifinal Olimpiade Tokyo 2020 memupus mimpinya ke laga final.

Anthony Sinisuka Ginting kalah dari Chen Long dengan dua gim langsung, 16-21, 11-21. Setelah kekalahan tersebut, Anthony mengaku kecewa dan sedih.

"Keluar lapangan saya merasa ingin menyendiri untuk menenangkan diri dulu. Tetapi, pelatih saya (Hendy Spautra Ho) langsung mengajak berdiskusi, dia menguatkan saya," kata Anthony dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.

Baca Juga: Greysia/Aprilia Berbincang 30 Menit dengan Jokowi Sebelum Terima Bonus Olimpiade

"Dia bilang masih ada kesempatan meraih medali perunggu dan mencetak sejarah. Kansnya juga besar melawan Kevin Cordon (Guatemala). Jadi, jangan disia-siakan kesempatannya. Kapan lagi?"

"Dari situ di perjalanan pulang sampai tiba di Athlete's Village, kembali ke kamar, seharian saya coba mereset lagi fokus dan mood-nya. Anggap pertandingannya sebagai final. Walau cuma perunggu tapi semua dibawa happy saja," tutur Anthony.

Keesokan harinya, Anthony merasa lebih baik. Tidak terlalu sedih dan kecewa seperti saat dikalahkan Chen Long.

Meski begitu, pemain berusia 24 tahun tersebut juga merasa tegang saat menjalani laga perebutan medali perunggu.

"Ketegangan itu lebih karena memikirkan pertandingan melawan Kevin (Cordon) ya, bukan karena saya masih memikirkan kekalahan dari Chen Long. Takut tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik sih, takut tidak bisa main lepas," aku Anthony.

"Dan lawannya juga kan lagi on fire jadi agak tegang. Untungnya saya bisa manage dengan baik," ujar Anthony.

Bagi Anthony, bertanding pada Olimpiade pertama berbeda jika dibandingkan debgan Kejuaraan Dunia pertama atau All England pertama.

"Sangat berbeda, kalau Kejuaraan Dunia dan All England malah rasanya seperti turnamen-turnamen biasa saja. Seperti misalnya dari berangkat, sampai di sana satu sampai dua hari latihan dan jajal lapangan, lalu mulai pertandingan," ucap Anthony.

Baca Juga: Marquez Semakin Agresif dan Dianggap Kurang Pantas Gantikan Rossi sebagai Ikon MotoGP

"Kalau Olimpiade kan berbeda, dari lingkungan, atmosfer juga keinginannya. Di sini ada rasa ingin yang lebih, tetapi bukan berarti di turnamen lain tidak ingin menang. Cuma ada rasa lebih di sini. Penantian juga panjang untuk tampil pada Olimpiade."

Anthony memastikan medali perunggu untuk Indonesia setelah mengalahkan Cordon, 21-11, 21-13.

"Semua yang main di sini pasti pengorbanannya luar biasa. Bukan cuma fisik, tapi mental juga. Setelah kompetisi selesai ada jeda waktu dua hari sebelum saya kembali ke Jakarta. Entah kenapa saya merasakan lelah yang amat sangat padahal sudah tidak bertanding," ucap Anthony.

Setelah medali perunggu Olimpiade, pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat itu merasa masih banyak yang ingin dia capai.

"Olimpiade saja baru perunggu, Asian Games juga perunggu. Saya masih mau lebih lagi. Bukan cuma di multievent, tetapi seluruh turnamen yang saya akan ikuti. Mudah-mudahan saya bisa berkesempatan tampil pada Olimpiade Paris 2024 nanti," kata Anthony.

Baca Juga: Anthony Ginting Ceritakan Selebrasi Emosional Usai Lawan Anders Antonsen pada Olimpiade Tokyo

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P