Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sempat Viral, Ini Cerita Polres Sukoharjo Bantu Penyaluran Bansos Sekaligus Berdayakan Produk Lokal

By Nana Triana - Jumat, 3 September 2021 | 12:08 WIB
Polres Sukoharjo budidayakan ikan nila dan lele serta kebun masyarakat untuk penuhi kebutuhan masyarakat selama PPKM. (Tangkapan layar Youtube FMB9ID_IKP)

BOLASPORT.com – Masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), merasakan dampak ekonomi dan sosial dari pandemi Covid-19.

Meringankan beban masyarakat, pemerintah menyalurkan bansos sebagai jaring pengaman sosial bagi masyarakat.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Tubagus Ahmad Choesni mengatakan, bansos memiliki dua manfaat. Hal itu, disampaikan dalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), Rabu (1/9/2021).

“Penyaluran bansos diharapkan dapat membantu daya beli masyarakat yang membutuhkan. Lalu, ketika Bansos tersebut dimanfaatkan oleh KPM (Keluarga Penerima Manfaat, red) untuk konsumsi, maka hal tersebut dapat mendorong pemulihan ekonomi,” ujarnya menurut rilis yang diterima NGI, Jumat (3/9/2021).

Namun, untuk memastikan bansos berhasil disalurkan dan tepat sasaran, pemerintah pusat tidak bekerja sendirian. Pemerintah perlu kerja sama dari berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), sejumlah stakeholder, dan masyarakat.

Belum lama ini, kolaborasi dalam memberi jaring pengaman sosial di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, sempat viral.

Baca Juga: Karena Covid-19, Empat Pemain Muda Indonesia Batal Gabung Akademi Borussia Dortmund

Kolaborasi antara pemerintah, Polri, dan masyarakat mendorong keberhasilan program pembagian sembilan bahan pokok (sembako) di kabupaten tersebut.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho yang hadir dalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 mengatakan, Polres Sukoharjo memastikan penyaluran bansos beras dari pemerintah sampai kepada KPM yang membutuhkan.

Secara rutin, Polres Sukoharjo membagikan beras secara rutin kepada masyarakat yang tengah isolasi mandiri.

Namun, pihaknya juga menyalurkan kebutuhan pangan pelengkap. Menariknya, kebutuhan pangan pelengkap disediakan dari hasil produksi lokal.

Polsek Sukoharjo membudidayakan lele dan nila di halaman dalam ember-ember besar. Setelah tiga bulan, ikan dipanen dan diberikan kepada masyarakat sebagai bantuan pangan.

Selain itu, masyarakat didorong untuk memanfaatkan lahan untuk menanam sayur, rempah, atau beternak. Hasil dari lahan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apabila berlebih, hasil kebun atau ternak bisa dibeli dan dimanfaatkan untuk masyarakat yang membutuhkan.

Langkah tersebut diambil Polres Sukoharjo untuk memberdayakan produk lokal di masa pandemi. Tidak hanya itu, secara tidak langsung, Polres Sukoharjo juga membantu masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pangan secara mandiri.

Tidak hanya itu, Polres Sukoharjo juga membantu penyaluran bantuan dari pihak swasta kepada masyarakat.

Baca Juga: Barcelona Kecipratan Bansos, Lionel Messi Bisa Jumpa Cristiano Ronaldo

“Tim Bhabinkamtibmas dan Babinsa sangat memahami situasi di lapangan, tentang siapa saja yang benar-benar membutuhkan bantuan ini. Karena itu, melalui kolaborasi penyaluran sembako ini dapat disalurkan secara tepat. Saat distribusi, kami juga menggunakan kendaraan roda dua agar dapat menjangkau jalan-jalan kecil yang tidak dapat dimasuki mobil,” ujar Wahyu.

Kisah dari Sukoharjo tersebut dapat menjadi percontohan upaya kolaborasi dalam membantu masyarakat menghadapi dampak ekonomi pandemi.

Pemerintah pastikan bansos tepat sasaran

Sebagai informasi, pemerintah memberikan dua jenis bansos kepada masyarakat selama masa pandemi, yakni bansos reguler yang disalurkan setiap tahun dan bansos nonreguler.

Contoh bansos nonreguler adalan bantuan sosial tunai (BST) yang disalurkan melalui PT Pos Indonesia. Pemerintah memberikan Rp 600.000 untuk satu KPM. Saat ini, penyaluran BST sudah memasuki tahap ke-5 dan 6.

Selain itu, bansos nonreguler juga diberikan dalam rupa bantuan beras sebanyak 10 kilogram (kg) untuk satu KPM. Bantuan beras yang disalurkan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) tersebut menyasar 28,8 juta KPM.

Untuk memastikan penyaluran bansos tepat sasaran  pemerintah terus melakukan pemutakhiran, validasi, dan verifikasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi sumber data penerima bansos.

Tubagus juga mengatakan bahwa masyarakat juga dapat berperan aktif untuk memantau penyaluran bansos. Masyarakat bisa mendapatkan informasi tentang bansos atau melakukan pelaporan terkait penyaluran bansos lewat situs web https://cekbansos.kemensos.go.id/.

Baca Juga: BREAKING NEWS - AC Milan Konfirmasi Olivier Giroud Positif COVID-19

Pada kesempatan tersebut, turut hadir juga Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Berly Martawardaya.

Ia berharap upaya pemutakhiran, validasi, dan verifikasi DTKS terus dijalankan. Sebab, menurutnya program bansos sangat penting untuk melindungi warga miskin pada masa krisis.

Oleh sebab itu, penting untuk memastikan bansos dapat menolong masyarakat yang betul-betul membutuhkan.

Berly berharap, pemerintah dapat memperbanyak program digitalisasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Hal itu bisa dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan pengetahuan digital sebagai upaya mengoptimalkan kinerja mereka pelaku UMKM,” ujarnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P