Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih Persipura Jayapura, Jacksen F Tiago, tidak mau berkomentar banyak soal isu pengaturan skor di Liga 1 lantaran tidak pernah terlibat dengan hal-hal seperti itu.
Sepakbola Indonesia kembali ramai dengan masalah pengaturan skor.
Seakan api yang bersembunyi di bawah lahan gambut, mafia-mafia pengaturan skor masih bersemayam di bawah permukaan sepakbola Tanah Air.
Isu pengaturan skor pun telah merambah seluruh kasta kompetisi Indonesia, mulai dari Liga 3 hingga Liga 1.
Baca Juga: Hadapi Persija, Pelatih Barito Putera: Tekanan Suporter adalah Motivasi Kami
Di Liga 3 dan Liga 2, Komite Disiplin (Komdis) PSSI baru saja menghukum lima mantan pemain Perserang Serang dan satu pemain Persic Cilegon.
Mereka terbukti melakukan pengaturan skor dan terlibat penyuapan pemain dalam gelaran Liga 2 2021.
Komdis PSSI pun memberikan sanksi bervariasi, mulai dari dengan Rp10-30 juta, serta larangan beraktivitas di sepakbola Indonesia selama 24-60 bulan.
Isu pengaturan skor rupanya juga terdengar santer dari gelaran Liga 1 2021.
Baca Juga: Manchester City Kebobolan Gol Bunuh Diri, Pep Guardiola Tetap Senang
Kali ini pelakunya bukan pemain, melainkan perangkat pertandingan dan wasit yang memimpin laga.
Kabar itu terungkap setelah acara Mata Najwa yang ditayangkan pada Rabu (3/11/2021) malam WIB menghadirkan seorang perangkat pertandingan berinisial Mr. Y.
Kepada Najwa Shihab, Mr. Y mengaku bahwa dirinya sudah beberapa kali melakukan pengaturan skor dalam gelaran Liga 1 musim ini.
"Untuk yang musim ini, saya dua kali main. Bisa jadi semua pertandingan wasit melakukannya (ikut terlibat)," jawabnya.
Baca Juga: Hylo Open 2021 - Para Unggulan Berguguran, Lee Zii Jia Lega Bisa Bertahan
"Kalau untuk teknis di lapangan kita pakai kode yang sebelumnya sudah ditentukan," katanya.
"Jadi ketika kita diperintah memainkan sebuah pertandingan, seperti contoh di situ jelas ada handball di kotak penalti, tim yang seharusnya bisa menang dan mendapat penalti, tetap tidak diberi penalti oleh wasit," jelas Mr. Y.
"Jadi sengaja kadang dibiarkan, padahal kita sebenarnya tahu," imbuhnya lagi.
Munculnya mafia pengaturan skor di tubuh sepakbola nasional ini tentu membawa kesedihan tersendiri bagi para pelaku dan pecinta sepakbola Tanah Air.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca Nataru, Kemenhub: Pemerintah Siapkan Kebijakan Terkait Mobilitas
Kesedihan itu dirasakan juga oleh pelatih Persipura Jayapura, Jacksen F Tiago, yang sudah terlibat dengan sepakbola Indonesia sejak menjadi pemain Petrokimia Putra pada 1994 silam.
Namun, meski merasa sedih, Jacksen merasa dirinya tidak perlu berbicara banyak soal masalah pengaturan skor di Indonesia.
"Saya rasa itu sebuah ranah yang saya tidak perlu berkomentar. Yang jelas kita sportsmanship itu harus selalu dinomor satukan," tutur Jacksen dalam jumpa pers pada Kamis (4/11/2021).
"Saya tidak akan bicara pengaturan skor karena pertama saya tidak pernah terlibat, tidak pernah memberi ruang kepada hal-hal seperti itu mendekati saya secara pribadi."
Baca Juga: Persipura Terpuruk, Jacksen Pilih Temui Suporter Ketimbang Menghindar
Kendati begitu, Jacksen punya harapan besar agar sepakbola Indonesia bisa menjadi semakin sehat dan terbebas dari segala praktik pengaturan skor.
Sebab, sebagai pelaku sepakbola yang berasal dari Brasil, Jacksen selalu merasa atmosfer sepakbola Indonesia jauh lebih besar ketimbang Negeri Samba.
"Kalau negara saya itu mereka mengisi stadion penuh seperti di Indonesia hanya di pertandingan besar, seperti Flamengo vs Vasco, Sau paulo dengan Santos," kata Jacksen.
"Kalau di Indonesia, Liga 2, Liga 3 pun bisa penuh stadion meskipun mereka tidak promo."
"Saya punya harapan sepak bola Indonesia yang kita semua cintai, meskipun saya orang Brasil saya merasa bagian dari sepak bola Indonesia juga semoga sepak bola yang kita cintai itu bisa terlepas dari hal itu dan lebih sehat."
"Semoga suatu waktu nanti kita bisa melihat sepak bola Indonesia jauh dari isu-isu seperti itu dan menjadi olahraga yang bisa menunjukan sportivitas setinggi-tingginya," tandasnya.