Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Setiap Olimpiade memiliki ceritanya sendiri. Namun, Olimpiade Tokyo 2020 berbeda. Semua perhatian sebelum penyelenggaran tertuju pada Covid-19 dan seberapa besar dampaknya terhadap tontonan olahraga terbesar di dunia itu.
Perubahan haluan yang luar biasa terjadi segera setelah acara dimulai. Perhatian beralih ke drama di lapangan. Covid-19 masih mengintai, tetapi dengan langkah-langkah keamanan yang berlaku, itu telah surut ke latar belakang.
Inilah kisah-kisah paling luar biasa pada Olimpiade Tokyo 2020 dari bulu tangkis.
Baca Juga: BAM Bantah Kabar Lee Zii Jia Keluar dari Pelatnas
1. Kevin Cordon, kecemerlangan bintang jatuh
Pebulu tangkis tunggal putra Guatemala, Kevin Cordon, merintis Olimpiade Tokyo 2020 seperti bintang jatuh yang cemerlang dan misterius.
Pencapaian signifikan terakhir Cordon terjadi pada Kejuaraan Dunia 2011 ketika ia mengalahkan Chen Long (China). Namun, di Tokyo 2020, ia menampilkan keterampilan yang dianggap sebagai milik 10 pemain teratas dunia.
Dia tampil spektakuler, melawan lawan demi lawan dan membuat semua orang bertanya-tanya di mana dia selama ini.
2. Dongeng Greysia Polii
Perjalanan Olimpiade yang dimulai kurang positif dalam prestasi tertinggi selama sembilan tahun menjadi hal menggembirakan bagi Greysia Polii.
Greysia bersama Apriyani Rahayu,mencapai apa yang belum pernah dilakukan pasangan ganda putri Indonesia yaitu memenangkan medali emas Olimpiade.
Beberapa pemain dalam sejarah Olimpiade pasti telah melalui pembalikan nasib yang begitu dramatis.
Olimpiade London 2012 adalah saat Greysia dan Meiliana Jauhari didiskualifikasi karena tidak memberikan upaya terbaik mereka di lapangan.
Sembilan tahun sejak itu, dan dengan pasangan Olimpiade ketiganya Apriyani Rahayu, Tokyo 2020 menyaksikan duo Indonesia berdiri di atas podium.
3. Mimpi Buruk untuk pebulu tangkis Jepang
Kebangkitan Jepang yang stabil sebagai kekuatan bulu tangkis telah meningkatkan harapan di kalangan penggemar bulu tangkis akan penampilan dominan Jepang pada Olimpiade mereka di rumah sendiri.
Namun, satu demi satu pemain tuan rumah yang disukai tersingkir lebih awal, meninggalkan Jepang dengan hanya satu medali perunggu pada nomor ganda campuran.
Baca Juga: Daftar Kepala Kru MotoGP 2022, Termasuk Tim VR46 Milik Rossi
Kekesalan terbesar adalah tunggal putra Jepang, Kento Momota, yang gagal lolos dari fase grup setelah kalah dari Heo Kwang-hee (Korea Selatan).
Andalan Kepang lainnya, Akane Yamaguchi, Nozomi Okuhara, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda - semuanya tumbang sebelum semifinal.
Sementara itu, cederanya Sayaka Hirota mempengaruhi prospek Hirota/Yuki Fukushima. Besarnya tekanan pada Olimpiade kandang terlihat jelas.
4. Badai China kembali
Kemenangan paling penting tunggal putri China dalam hampir satu dekade datang dalam bentuk kemenangan perjuangan keras Chen Yu Fei atas Tai Tzu Ying (Taiwan) pada final tunggal putri.
Sejak Olimpiade London 2012, enam kejuaraan dunia dan satu Olimpiade telah berlalu tanpa China merebut kembali mahkota yang pernah mereka pegang teguh.
Ketika Olimpiade Tokyo 2020 tiba, prospek China - khususnya Chen Yu Fei tidak dianggap jauh lebih tinggi dari lawan utamanya seperti Tai Tzu Ying, Pusarla Venkata Sindhu, Nozomi Okuhara, Akane Yamaguchi dan Ratchanok Intanon.
Selain itu, ada jeda panjang dari bulu tangkis internasional untuk tim China mengikuti kompetisi setelah pandemi Covid-19. Seberapa besar pengaruhnya terhadap Chen Yu Fei dan rekan senegaranya He Bing Jiao?
Tidak banyak, ternyata, dengan Chen memenangkan sebuah laga dramatis atas Tai Tzu Ying pada partai final.
5. Keluar dari bayang-bayang
Jelang perebutan medali emas Tokyo 2020, pasangan ganda campuran China, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping, kalah 10 dari 12 final dari Zheng Si Wei dan Huang Ya Qiong yang merupakan rekan senegaranya.
Dibutuhkan upaya khusus dari para penantang untuk mengungguli Zheng/Huang dan mereka menghasilkan hal itu untuk akhirnya keluar dari bayang-bayang rekan senegaranya yang lebih populer dan diunggulkan.
Mereka sekarang telah membentuk identitas sendiri dari Zheng/Huang sebagai peraih medali emas Olimpiade dan perjalanan mereka mulai sekarang akan diikuti dengan cermat.
Baca Juga: BAM Bantah Kabar Lee Zii Jia Keluar dari Pelatnas
Sorotan lainnya
Momen paling menyakitkan dari Olimpiade terjadi pada hari keenam kompetisi, pada babak 16 besar tunggal putri Zhang Beiwen (Amerika Serikat) memimpin He Bing Jiao (China) 21-14, 7-9 ketika dia jatuh ke lantai kesakitan dan harus didorong keluar dengan cedera tendon Achilles.
He Bing Jiao sendiri menangis meski berhasil mencapai perempat final. "Saya tidak ingin menang dengan cara ini," He.
Perjalanan ganda putra Taiwan. Lee Yang/Wang Chi Lin meraih medali emas Olimpiade cukup kontras dengan peraih medali emas ganda putra masa lalu yang sebagian besar sudah menjadi juara dunia sebelum memenangkan Olimpiade.
Belum pernah memenangkan gelar World Tour Super 750 atau lebih sampai awal tahun ini untuk kemudian menyapu Leg Asia dengan gelar berturut-turut dalam tiga minggu.
Masuknya rekan senegaranya Tai Tzu Ying, ke semifinal adalah yang pertama pada event besar, karena dia belum pernah lolos perempat final di Olimpiade dan kejuaraan dunia sebelumnya.
Aram Mahmoud membuat sejarah baik untuk Tanah Airnya, Suriah dan untuk tim pengungsi Komite Olimpaide Internasional (IOC )ketika dia melawan Jonatan Christie di Grup G.
Namun, Aram kalah Jonatan Christie dan Loh Kean Yew (Singapura).