Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Managing director Yamaha, Lin Jarvis menjelaskan performa pembalapnya selama musim MotoGP 2021.
Yamaha total memiliki empat pembalap untuk bersaing di MotoGP, dua pembalap tim pabrikan dan dua pembalap tim satelit.
Di awal musim, Yamaha memiliki line up pembalap yang bisa dibilang sangat kuat bersaing untuk perebutan gelar juara dunia.
Duet Fabio Quartararo dan Maverick Vinales di Monster Yamaha Energy dan duet berlaber guru-murid, Valentino Rossi dan Franco Morbidelli di Petronas SRT.
Baca Juga: Honda dalam Petaka Tanpa Marc Marquez, Eks Manajer Sampai Sedih
“Dari seluruh pembalap yang kami miliki, tentunya kami memiliki harapan yang lebih besar,” terang Jarvis.
Kemenangan tiga kali beruntun dicatatkan Yamaha pada awal musim MotoGP 2021.
Pada dua seri pembuka GP Qatar di sirkuit Losail, dua pembalap pabrikan Yamaha tampil luar biasa dan keluar sebagai pemenang balapan.
Kemudian pada seri 3 di GP Portugal Sirkuit Algarve, Fabio Quartaro kembali memenangi lomba.
Baca Juga: Andalkan Espargaro-Vinales, Aprilia Lebih Ngegas pada MotoGP 2022?
“Saat itu kami sangat kuat, kami memiliki harapan tinggi dengan dua pembalap pabrikan yang mampu mengawali awal musim dengan tiga kemenangan,” kata Jarvis.
Namun setelah GP Portugal, pembalap Yamaha tampil tidak konsisten. Ditambah Franco Morbidelli yang dibekap cedera dan masalah yang terjadi dengan Maverick Vinales.
Posisi Morbidelli di tim satelit pun sempat digatikan Jake Dixon dari kelas Moto2 dan Garrett Gerloff dari WSBK.
Praktis hanya Fabio Quartararo saja yang mampu berkembang di mana dia menjalani musim pertamanya sebagai pembalap pabrikan dengan baik.
Baca Juga: Peran Luar Biasa Valentino Rossi untuk Fabio Quartararo pada MotoGP
Tiga pembalap lain, Maverick Vinales, Franco Morbidelli dan Valentino Rossi hanya menjadi bayang-bayang di bawah Fabio Quartararo.
“Kami telah memperbaiki masalah dan sedang dalam menjalankan misi. Fabio berkembang sangat baik, bahkan dalam balapan yang sulit, dia mampu mencetak banyak poin,” jelasnya.
Fabio Quartaro berhasil memberikan gelar juara dunia untuk Yamaha setelah terakhir kali pada 2015 melalui Jorge Lorenzo.
Prestasi yang diraih El Diablo tidak diimbangi penunggang YZR-M1 lainnya, yang angin-anginan sepanjang musim 2021.
Baca Juga: Maverick Vinales Akui Sesali Keputusan Tinggalkan Suzuki Demi Yamaha
Permasalahan Pasukan Iwata kian pelik setelah Maverick Vinales membuat suasana padock memanas pada pertengahan musim.
“Ada masalah di pihak Maverick. Di Assen kami mencapai titik terendah ketika dia menyatakan keinginan untuk meninggalkan tim,” jelas Jarvis.
Padahal, pada seri GP Belanda di Sirkuit Assen kedua pembalap pabrikan Yamaha meraih podium tertinggi, Quartararo di posisi pertama kemudian diikuti Vinales.
“Apa yang terjadi setelah liburan musim panas mengejutkan kami, ia menyinggung kontroversi di GP Styria, yang mengakibatkan motor Vinales mogok sesaat sebelum start dimulai,” lanjutnya.
Baca Juga: Maverick Vinales Harapkan Suntikan Motivasi Lebih bareng Aprilia pada MotoGP 2022
Kebuntuan dalam mencari jalan keluar pun dialami dan membuat kontrak Maverick Vinales bersama Yamaha terpaksa putus di tengah jalan.
Posisi lowong tim pabrikan Yamaha yang ditinggalkan Vinales sempat diisi pembalap penguji, Cal Crutchlow di beberapa seri balapan.
Hingga Franco Morbidelli dipromosikan setelah melakukan operasi lutut kiri yang menyebabkan ia absen pada lima seri MotoGP.
“Namun Morbidelli juga tidak mampu mencapai targetnya. Musim ini Franco tidak sebaik yang kami dan dia harapkan,” ujarnya.
Baca Juga: Jangan Buat Maverick Vinales Berkata Buruk soal Yamaha
Pada MotoGP 2020 sendiri, Morbidelli memberikan kejutan sebagai runner up, dia memenangkan tiga dari total 13 seri balap di tengah pandemi Covid-19.
Permasalahan yang dialami tim Yamaha ini diakui Lin Jarvis karena YZR-M1 versi 2019 tidak dikembangkan lebih lanjut.
"Keputusan ini sudah dibuat pada pertengahan 2020. Ini membuat Franco mendapat masalah. Lalu dibekap cedera," kata direktur balap Yamaha.
Franco Morbidelli tercatat hanya mengumpulkan 7 poin di sisa lima balapan terakhir MotoGP 2021 dengan menggunakan motor pabrikan.
Sementara musim yang berat juga dialami Valentino Rossi, ia tidak bisa mencapai podium dan hanya berjuang menembus 10 besar.
“Banyak pengemudi muda semakin cepat. Itu tidak mudah bagi Valentino," tutup Lin Jarvis.
Baca Juga: Filosofi Shin Tae-yong Mau Ditiru dalam Persiapan MotoGP Indonesia