Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Fasilitas standar, tetapi kami harus optimistis untuk perubahan dan mengondisikan di lapangan agar sepak bola tetap bisa dinikmati oleh masyarakat,” tutur salah satu personel Creative & Broadcast Service PT LIB yang enggan disebutkan namanya dikutip dari Kompas.com.
“Memang di awal pertandingan banyak saran dari penonton di rumah, bukan berarti kami tidak mengecek venue dan melakukan analisis. Kami sudah cek kondisi bangunan stadion, wilayah kamera, framing, dan garis imajiner batas kamera,” imbuhnya dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Gagal Pertahankan Puncak Klasemen, Pelatih Persib Bandung: Kami Mempersulit Diri
Komunikasi yang baik antara kedua belah pihak menjadi kunci mengarungi semua rintangan di venue pertandingan.
Dari komunikasi tersebut muncul gagasan untuk meninggikan tingkat kamera utama yang disesuaikan dengan kondisi bangunan serta pinggir lapangan.
Detail untuk pembangunan di 2 stadion tersebut adalah dengan menggunakan steger (scaffolding) nonpermanen dengan tinggi kurang lebih 7,5 meter dan ukuran alas 3x2 meter yang bisa menampung dua orang.
Pemasangan fasilitas disesuaikan dengan kondisi stadion dan luas lapangan supaya kamera bisa bergerak ke kanan dan ke kiri secara nyaman.
“Bisa terlihat dari awal sampai hari ini ada perubahan. Namun, di balik itu semua faktor keselamatan untuk kru yang juga diprioritaskan," lanjutnya dikutip dari Kompas.com.
"Tidak semata dari pihak kami tetapi dukungan dari panpel lokal serta teman-teman kompetisi yang berada di Bali saat pertandingan."
"Kembali lagi semua tayangan terdapat checklist dan arahan dari ofisial penyiar yang selalu kami koordinasikan."