Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Deretan Pebulu Tangkis Dunia Non Pelatnas, Praveen/Melati Belum Resmi?

By Delia Mustikasari - Jumat, 21 Januari 2022 | 00:15 WIB
Pasangan ganda putra nasional Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, melakukan tos di sela pertandingan simulasi Olimpiade Tokyo 2020 di Hall Pelatnas PP PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (16/6/2021). (BADMINTON INDONESIA)

BOLASPORT.COM - Awal 2022 bulu tangkis dunia diramaikan dengan pemberitaan pebulu tangkis yang tidak berlatih di pemusatan latihan nasional (pelatnas) negara masing-masing. 

Baik itu dicoret dari pelatnas maupun memilih mundur. Terbaru, tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, dinyatakan keluar dari Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) dan memilih sebagai pemain independen.

Namun, keinginan Lee Zii Jia sebagai pemain independen masih menunggu keputusan resmi dari BAM pada Jumat (21/1/2022) atau hari ini.

Sebelumnya, ada tiga pebulu tangkis Indonesia yang dikabarkan akan berlatih di luar pelatnas karena namanya tidak tercantum dalam daftar atlet yang dipanggil PP PBSI untuk 2022.

Tetapi, hingga saat ini PBSI masih belum merilis secara resmi nama-nama atlet yang dipanggil ke pelatnas.

Berikut deretan pebulu tangkis yang berstatus non pelatnas.

1. Lee Zii Jia (tunggal putra Malaysia)

DOK. HUMAS PP PBSI
Pebulu tangkis tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, pada BWF World Tour Finals 2021 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua.

Pebulu tangkis tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, mengundurkan diri dari pelatnas Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).

Lee Zii Jia dikabarkan telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada pengurus BAM, alias PBSI-nya Malaysia, sejak 11 Januari lalu.

Lee Zii Jia akan melanjutkan karier sebagai pebulu tangkis independen.

Melalui akun media sosialnya, Lee Zii Jia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada semua orang yang telah mendukungnya.

Keputusan Lee Zii Jia untuk mengundurkan dari pelatnas Malaysia menjadi kabar yang mengejutkan.

Sebab, pemain berusia 23 tahun tersebut masih menjadi tumpuan utama Negeri Jiran pada nomor tunggal putra.

Baca Juga: Razlan Razali: Dovizioso Tidak seperti Valentino Rossi dan Bisa Jadi Penantang Gelar Musim Ini

Prestasi tinggi telah diraih Lee ketika menjuarai turnamen bulu tangkis paling bergengsi, All England Open, pada 2021.

Setelah itu, performa pebulu tangkis berusia 23 tahun tersebut menurun setelah mengikuti Sudirman Cup dan Thomas Cup 2021 karena cedera.

Lee sudah bergabung dengan pemusatan latihan sejak berusia 13 tahun dan digadang-gadang sebagai penerus Lee Chong Wei.

2. Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran Indonesia)

HUMAS PP PBSI
Pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti saat bertanding melawan wakil India, Dhruv Kapila/Reddy N Sikki, pada babak kesatu Indonesia Masters 2021 di Bali International Convention Centre & Westin Resort, Nusa Dua, Bali, Rabu (17/11/2021).

Pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Okvatianti, dikabarkan dicoret dari Pelatnas PBSI tahun depan.

Kabar didegradasinya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dari Pelatnas PBSI mengejutkan berbagai pihak.

Pasalnya, Praveen Jordan/Melati Daeva Okvatianti dicoret ketika berstatus pasangan ganda campuran nomor satu Tanah Air.

Performa Prveen/Melati yang dianggap tidak konsisten disebut menjadi penyebab mereka akan berlatih di luar pelatnas, tepatnya di klub asal mereka, PB Djarum.

Praveen/Melati dipasangkan setelah partner Praveen sebelumnya, Debby Susanto pensiun setelah Asian Games 2018.

Praveen/Melati meraih gelar pertama pada Denmark Open 2019. Prestasi itu mereka lanjutkan pada French Open 2019, dan medali emas SEA Games 2019.

Selanjutnya, mereka meraih titel pada All England 2020. Setelah jeda kompetisi cukup lama karena pandemi Covid-19, prestasi Praveen/Melati tak kunjung membaik.

Pada 2021, dalam 10 turnamen individu yang diikuti, Praveen/Melati dua kali mencapai final, sekali ke semifinal, dua kali ke perempat final, dan sisanya terhenti di fase grup atau sebelum babak kedua.

Tetapi hingga kini, kabar keduanya dicoret pelatnas belum disampaikan PP PBSI secara resmi.

3. Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja (ganda campuran Indonesia)

HUMAS PP PBSI
Pasangan ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, pada babak kedua Indonesia Open 2021 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Kamis (25/11/2021).

Gloria dikabarkan juga akan kembali ke klubnya, PB Djarum karena penilaian performanya sepanjang 2021.

Gloria bersama Hafiz pada 2021 gagal lolos Olimpiade Tokyo 2020 karena performanya kurang positif pada awal musim.

Mereka tak masuk tim Indonesia pada Piala Sudirman 2020 dan ditarik duluan dari Kejuaraan Dunia 2021.

Hafiz/Gloria menutup kiprah mereka pada 2021 dengan pencapaian terbaik lolos ke perempat final sebanyak empat kali dari delapan turnamen yang diikuti.

Baca Juga: Apakah Lee Zii Jia Akan Bergabung dengan Viktor Axelsen di Dubai?

4. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (ganda putra Indonesia)

BADMINTON INDONESIA
Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, pada babak pertama All England Open 2020 di Arena Birmingham, Inggris, Rabu (11/3/2020).

Pasangan ganda putra, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan keluar dari pelatnas pada 2019. Salah satu alasannya karena ingin mengikuti turnamen antarklub Premier Badminton League di India.

Hendra pertama kali menempuh jalur sebagai pemain profesional pada 2009 karena mengikuti partnernya saat itu, Markis Kido (almarhum) yang mundur dari pelatnas karena alasan kesehatan.

Saat bersatus non-pelatnas, Ahsan/Hendra berhasil meraih medali emas Asian Games 2010 yang digelar di Guangzhou, China.

Hendra kembali ke pelatnas pada 2012 dan berpasangan dengan Mohammad Ahsan.

Ahsan/Hendra bahkan langsung menyabet gelar juara dunia pada 2013 di Guangzhou, China. Sempat absen pada 2014, prestasi itu mereka ulangi pada 2015.

Setelah empat tahun berpasangan dan berulang kali mencatat prestasi tertinggi, Ahsan dan Hendra berpisah setelah Hendra pensiun dari Cipayung pada Desember 2016.

Pada 2017, Hendra yang menjadi pemain profesional berpasangan dengan Tan Boon Heong (Malaysia).

Baca Juga: Keinginan Lee Zii Jia sebagai Pemain Independen Terancam Tidak Dipenuhi BAM

Hendra kembali ke pelatnas pada 2018 dan kembali berpasangan dengan Ahsan.

Meski sama-sama melewati usia 30 tahun dan memiliki momongan (alasan muncul julukan Daddies), Hendra dan Ahsan terbukti masih belum habis.

Keberhasilan Hendra dan Ahsan ke level tertinggi disambut dengan gembira oleh PBSI. Pilihan keduanya untuk memilih jalur profesional pada 2019 pun dimaklumi.

PBSI tetap memperbolehkan Hendra dan Ahsan berlatih di Pelatnas Cipayung meski keperluan pribadi dan pendaftaran mengikuti turnamen ditanggung sendiri.

5. Viktor Axelsen (tunggal putra Denmark)

HUMAS PP PBSI
Pebulu tangkis tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen, berpose dengan trofi juara seusai menjuarai Indonesia Open 2021 di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Minggu (28/11/2021).

Viktor Axelsen yang merupakan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu memutuskan pindah ke Dubai, Uni Emirat Arab, bersama sang kekasih, Natalia Koch Rohde, dan buah hati mereka, Vega Axelsen.

Setelah berlibur di Dubai, Axelsen memutuskan tidak akan lagi berlatih di Pusat Pelatihan Tim Nasional Bulu Tangkis Denmark di Brondby, tempat yang sudah menjadi rumah keduanya sejak tahun 2010 tepatnya saat dia masih berusia 16 tahun.

Seealah 11 tahun berselang, Axelsen akan memulai babak baru dalam karier bulu tangkisnya dengan berlatih di Nad Al Sheba Sports Complex di Dubai.

Ada sejumlah alasan yang membuat pebulu tangkis 27 tahun itu pindah ke Dubai.

Beberapa di antaranya berkaitan dengan penyakit asma yang dia derita serta durasi waktu perjalanan yang lebih singkat untuk mengikuti turnamen-turnamen BWF di berbagai belahan dunia, terutama Asia.

Meski tak berlatih di pelatnas, prestasi Axelsen tetap oke. Dia menjadi juara pada Indonesia Open 2021 dan BWF World Tour 2021.

Menghadapi kalender kompetisi 2022, Axelsen memiliki banyak rekan tanding.

Mereka adalah Loh Kean Yew (Singapura),
Lakshya Sen (India), Brian Yang (Kanada), Toby Penty (Inggris), Felix Burestedt (Swedia).

Selain itu, ada dua sparring partner Denmark berusia 19 tahun, Axel Parkhoi dan Marcus Viscovich, untuk berlatih dan bertanding bersama di Dubai.

6. Zhang Beiwen (tunggal putri Amerika Serikat)

Twitter.com/USABadminton
Ekspresi Zhang Beiwen setelah mengalahkan Vaishnavi Reddy Jakka di Korea Open 2018, Rabu (26/9/2018)

Zhang Beiwen adalah salah satu bukti kegigihan pebulu tangkis profesional. Pemain kelahiran 12 Juli 1990 tersebut mulai merintis karier bulu tangkis ketika berusia 14 tahun.

Zhang akhirnya memutuskan pindah ke Singapura. Zhang menyebut bahwa itu merupakan satu-satunya pilihan yang dia punya jika ingin meneruskan karier sebagai pemain bulu tangkis. Tiga tahun kemudian, dia pindah warga negara dan mulai membela tim nasional Singapura.

Pada 2012, dia pergi ke Amerika Serikat. Awalnya, dia pergi ke San Francisco karena memiliki teman di sana. Dia lalu hijrah ke Las Vegas karena di sana ada klub bulu tangkis yang membuka peluang untuk Zhang bergabung.

"Sebelum ke Amerika, saya sudah tidak bermain bulu tangkis selama hampir dua tahun. Saya tetap berhubungan dengan bulu tangkis, tetapi sebagai pelatih. Waktu pertama datang ke Las Vegas, saya dites," kata Zhang.

"Saya kaget karena saya bisa mengalahkan semua pemain yang ada di klub itu. Di Amerika memang tidak banyak pemain bagus," ucap Zhang.

"Saya senang tinggal di Las Vegas karena di sana biaya hidup murah. Awalnya, bahasa memang menjadi kendala utama. Ketika di Singapura, saya tidak banyak memakai bahasa Inggris untuk berkomunikasi."

"Saya mengerti apa yang dikatakan orang, tetapi sulit untuk berkata-kata," ujar Zhang menambahkan.

Baca Juga: Usai di Portimao, Marc Marquez Kembali Tebar Pesona di Sirkuit Aragon

Dari sekian banyak tempat atau negara yang pernah dikunjungi, Zhang menyebut Jepang sebagai favoritnya. Singapura jadi pilihan berikutnya. Yang pasti, dia mengaku tidak ada keinginan untuk tinggal menetap di negara kelahirannya, China.

Kerja kerasnya berlatih mandiri membuahkan hasil. Zhang berhasil lolos Olimpiade Tokyo 2020 yang merupakan salah satu target terbesarnya.

Namun, dia mengalami insiden tak terduga saat melawan wakil China, He Bingjao pada Olimpiade Tokyo 2020. Bertanding di Musashino Forest Plaza, Zhang tampil mengesankan sepanjang gim pertama dan berhasil memetik kemenangan 21-14 dalam tempo 19 menit.

Perjuangannya harus terhenti pada gim kedua. Pasalnya, Zhang mengalami cedera pergelangan kaki kiri saat tertinggal 7-9 dari He Bingjao.

Sempat mendapat perawatan di pinggir lapangan, Zhang akhirnya menyerah tidak bisa melanjutkan pertandingan. Tangisnya langsung pecah saat atlet berusia 31 tahun itu dibawa keluar dengan menggunakan kursi roda.

Satu minggu pasca cedera, Zhang dikabarkan harus naik ke meja operasi untuk memulihkan kondisinya.

Baca Juga: IBL 2022 – Evos Thunder Bogor Raih Kemenangan Pertama Setelah Taklukkan Bima Perkasa Jogja

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P