Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Lebih lanjut, Mochamad Iriawan pun menjelaskan cara kerja mafia bola dan bandar judi yang diketahuinya.
Iriawan mengatakan mafia bola serta bandar judi berani untuk memberikan imbalan menggiurkan kepada pemain atau anggota klub lainnya.
"Jadi, mereka (mafia bola dan bandar judi) menginginkan suatu pertandingan dikalahkan atau mungkin dimenangkan dan mempengaruhi beberapa pemain," ujar Mochamad Iriawan.
Baca Juga: Syahrian Abimanyu Bongkar Rahasia Transfer Saat Didekati Persija, 2 Minggu Langsung Deal
"(Misal) ada dua klub, klub A dan B. Di luar, mafia bola ingin klub ini kalah. Buat taruhan ini. Dengan bandar di luar untuk judi. Ya dipengaruhilah si pemain ini supaya dia mengalah. Sehingga, taruhan judinya pada kesini lalu larinya kesitu. Jadi, (bandar) bisa menang banyak."
"Pasti itu (pemain) diiming-imingi sesuatu finansial besar. Ya ada sesuatu yang perlu didalami. Ya kenapa kok mau (pemain bersangkutan) ? pasti ada sesuatu dalam klub itu lah. Minimal pasti ada. Tetapi, tidak mesti. Kembali kepada bagaimana mental si pemain."
"Tetapi, kalau klub-klub besar yang sudah mapan itu biasanya cukup jarang ya (match fixing)," tambah Iriawan.
Baca Juga: Ditempa Shin Tae-yong, Syahrian Abimanyu Rasakan Kemajuan
Lebih lanjut, Mochamad Iriawan menjelaskan mafia bola dan bandar judi itu menjalankan aksinya dengan menyogok pemain secara tidak langsung.
Melainkan, ada pihak ketiga yang disebut runner untuk mendekati sang pemain yang dituju.
"Mafia-mafia dan banyak bandar, saya monitor ada di Malaysia dan sebagainya. Mereka itu ada kaki tangannya yakni runner-runner yang datang ke pemain. Itu ada juga pesanan dari orang-orang yang sebagai bandar. Dari runner si A terus ke pemain begitu. Biasanya begitu, ada beberapa kali lapisan," ucap Mochamad Iriawan.