Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan pembalap MotoGP, Casey Stoner, mengonfirmasi bahwa didiagnosis menderita gangguan kecemasan setelah berhenti berkarier di lintasan balap.
Casey Stoner merupakan salah satu pembalap yang telah mendulang kesuksesan di pentas MotoGP.
Selama berkiprah di lintasan balap, pria Australia itu meraih gelar MotoGP di dua tim berbeda, yakni Ducati pada 2007 dan Repsol Honda pada 2011.
Karier pembalap Australia itu terbilang singkat. Karena dia memutuskan pensiun di usia 27 tahun.
Baca Juga: Karena Ini, Casey Stoner Lebih Merana Dibanding Marc Marquez dan Valentino Rossi
Dalam sebuah wawancara dengan Gypsy Tales, Stoner mengabarkan bahwa dirinya baru mengetahui menderita kecemasan usai gantung helm.
Tanda-tanda gangguan kecemasan sudah dirasakan pria 36 tahun itu sebelum pensiun namun dia sama sekali tak menyadarinya.
"Saya baru baru ini mengetahui bahwa saya didiagnosa gangguan kecemasan, yang semula tidak saya ketahui," kata Stoner, dilansir BolaSport.com dari Motorsport.
"Sejujurnya itu seperti yang sering dikatakan semua orang dalam bahasa lain dari stres. Semua orang merasakan stres. Bahkan punggung saya terkunci karena kecemasan di antara tulang belikat."
Baca Juga: Saat Cedera Bikin Valentino Rossi Ambyar, Mimpi Lawan 3 Alien Buyar
"Sekarang saya bisa merasakan itu, dulunya tidak, ketika situasi tersebut datang, saya merasa tidak nyaman."
"Sebenarnya akan lebih mudah jika saya mengetahui terkena kecemasan ketika masih berkarier, karena mungkin bisa memperbaikinya untuk menjadi lebih baik," sambungnya.
Meski tengah berada dalam puncak kariernya, Casey Stoner mengakui dirinya sempat ingin mati.
Hal itu tidak lepas dari rasa sakit yang teramat sangat yang diderita Casey Stoner akibat gangguan kecemasan itu.
Baca Juga: Stoner Khawatir dengan Cedera Marc Marquez yang Bisa Pengaruhi Kariernya
"Saya mempunyai reputasi buruk karena sedikit tertutup dari orang-orang dan media, karena saya tidak pernah nyaman melakukan itu. Saya tidak pernah nyaman dengan situasi berada di kerumunan," tutur Stoner.
"Lalu ketika masa hari balapan, mungkin mulai terasa selama dua tahun terakhir di MotoGP, semakin baik penampilan saya di akhir pekan, semakin rasanya saya ingin meninggal."
"Saya benar-benar meringkuk di lantai motorhome. Sakit banget rasanya, perut terasa kembung. Saat itu saya rasanya tidak ingin balapan."
"Saya tidak bisa santai, justru lebih khawatir. Saya merasakan tekanan dari tim, semua orang yang terlibat membantu saya, semuanya."
Baca Juga: Casey Stoner Ungkap Alasan Tidak Menyesal Pensiun di Puncak Karirnya
"Tim Anda terdiri dari 70 orang di sana, dan terutama ketika Anda adalah pembalap nomor satu, semua orang tentunya mengharapkan Anda untuk menang di setiap akhir pekan."
"Saya baru menyadari setelah saya pensiun, mengapa saya dulu sangat berjuang untuk hal tersebut."
"Kemudian saya menerima nasihat kecil yang membantu saya dalam beberapa tahun terakhir. Itu adalah kalimat 'Anda hanya dapat melakukan apa yang dapat Anda lakukan dan Anda tidak dapat melakukan lebih dari itu'," tambahnya.
Sebelumnya, Casey Stoner juga telah berjuang menghadapi masalah kesehatan lainnya yakni Sindrom Kelelahan Kronis (CFS) yang diketahui muncul pada 2009.
Bergelut dengan CFS kemudian membuat Stoner memutuskan mengakhiri karier sebagai pembalap MotoGP.
Dan untuk gangguan kecemasan ini, Casey Stoner belum mengetahui secara pasti apa penyebabnya.
"Kami belum tahu persis apa penyebabnya, jadi saya tidak bisa mengatakan apa pun," tutur Stoner.
"Yang jelas ini adalah masalah besar, bagian tubuh saya terasa sakit."
"Saya sangat pandai menghiraukannya. Tidak peduli seberapa buruk atau seberapa gugup, saya sangat pandai mengatakan pada diri untuk bertahan dan melanjutkan langkah," lanjutnya.
Baca Juga: Casey Stoner Siap Latih Francesco Bagnaia dkk, tapi...