Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setelah berhasil sadarkan diri, tubuh Afi mengalami kejang. Sejak saat itulah kondisi fisiknya semakin lemah hingga dinyatakan menderita penyakit kronis.
"Awalnya, Afi terpeleset di depan kamar mandi dan tidak sadarkan diri. Mau makan dan minum langsung kejang," kata dia.
Saat itu, kondisinya fisiknya masih terbilang normal dan tak ada bekas luka apa pun setelah terjatuh.
Afi juga masih sempat berbicara selama sekitar lima hari.
Namun, setelahnya Afi sudah tak bisa berbicara lagi. Ia hanya bisa merespons ketika ada seseorang yang memanggil maupun mengajaknya berinteraksi.
Baca Juga: Alasan Timnas U-23 Indonesia Berangkat ke Kamboja dengan Pesawat Carter
Kemudian, keluarga membawa Afi ke RSAL Surabaya dan menjalani perawatan selama sekitar dua bulan.
"Saya berharap Afi bisa sembuh, bisa main bola lagi. Dia sangat ingin main di Persebaya, dia juga ingin main bersama timnas sampai ke luar negeri," tutur sang ayah.
Kondisi Afi yang tak kunjung pulih pun sempat mendapat perhatian dari Pemkot Surabaya.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Surabaya, Rini Indriyani, datang langsung ke rumah Afi bersama ambulans yang siap mengantar Afi melakukan pemeriksaan kesehatan di RS Soewandhie.
Namun, Tuhan berkehendak lain, Afi mengembuskan napas terakhir di RSUD dr Soewandhie Surabaya pada Rabu (9/2/2022) pukul 08.00 WIB.
Rini yang turut bertakziah ke rumah duka pun langsung memeluk ibunda Afi, Farida, sambil menguatkan hatinya.
"Ya Allah, hati saya runtuh melihat Mama (Ibu) ananda Afi yang begitu kuat dan tangguh. Ibu (Farida) harus kuat nggih," kata Rini Indriyani yang juga istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Jenazah Afi dishalatkan di masjid terdekat sebelum dimakamkan ke Kabupaten Bangkalan, Madura, kampung halaman ibundanya