Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PSSI disinyalir sudah mencoba menyelesaikan permasalahan ini secara damai, sehingga Target Eleven menghentikan sementara proses gugatan mereka.
Akan tetapi, selama berbulan-bulan tidak juga ada kelanjutan dari PSSI.
Sehingga Target Eleven menilai bahwa permasalahan ini tak akan terselesaikan karena PSSI malah mengulur waktu dibanding langsung menyelesaikan.
Untuk itu, hingga saat ini Kamis (17/3/2022) PSSI memiliki utang kepada Target Eleven mencapai US$47.141.293,38.
Jumlah itu merupakan peningkatan bunga dari hari ke hari akibat tidak adanya penyelesaian.
Adanya kabar utang yang sangat besar itu membuat PSSI buka suara pada Kamis (17/3/2022) malam WIB.
PSSI menyayangkan karena masalah ini tak pernah dibahas di Kongres meski telah 3 kali ganti ketua (Djohar Arifin, La Nyalla Matalitu dan Edy Rahmayadi).
Mereka juga kecewa karena Target Eleven tak pernah menyinggung mengenai PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) yang meneken kerjasama pada 2013 lalu.
Namun, federasi sepak bola Indonesia itu memiliki niat baik untuk menyelesaikan kasus ini.
"’PSSI berniat baik untuk menyelesaikan kasus ini. Namun, Target Eleven bersikeras untuk menyeret administrasi sekarang yang tidak tahu menahu mengenai perjanjian yang terjadi hampir satu dekade yang lalu," kata Sekjen PSSI, Yunus Nusi dilansir dari laman resmi PSSI.
"Sementara itu, pihak LPIS tidak pernah disinggung dan dilibatkan oleh oleh Target Eleven dalam kasus ini," tambahnya.