Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - PSSI akhirnya memberi respons mengenai kabar utang yang dimiliki terhadap perusahaan Belgia, Target Eleven pada Kamis (17/3/2022).
Dilansir BolaSport.com dari media Belgia, RTBF, PSSI dituntut oleh perusahaan Belgia Target Eleven untuk segera membayar utangnya sebesar $47 juta atau sekitar Rp672 miliar.
Utang ini terjadi sejak 2011 saat PSSI dan Target Eleven bekerja sama.
Setelah awal komunikasi itu, kerjasama untuk pengelolaan kompetisi sepak bola profesional yang terdiri dari dua divisi di Indonesia itu berlangsung.
Saat itu PSSI dilanda munculnya dualisme kompetisi yakni Indonesia Super League (ISL) yang diakui FIFA dan Liga Primer Indonesia (LPI) yang dianggap FIFA sebagai Breakaway League.
Tepat saat PSSI dipimpin Djohar Arifin Husein pada 2013 itu pun disepakati kerjasamanya.
Saat itu pada 2013 perwakilan Target Eleven didampingi mantan Presiden Liga Premier, Sir David Richards sudah berkunjung ke Indonesia.
Komunikasi berjalan dengan lancar dan terjadilah kerjasama itu, walaupun akhirnya kompetisi tak berjalan sesuai rencana.
Justru yang terjadi korupsi, pengaturan skor, dan adanya perubahan dalam organisasi PSSI yang akhirnya menyebabkan situasi kompleks.
Manajer Umum Target Eleven saat ini, Patrick Mbaya mengatakan bahwa kedua belah pihak mencoba menyelesaikan perselisihan ini.
Namun, tak kunjung selesai justru PSSI dinilai hanya menggulur waktu.
Untuk itu Perusahan Belgia tersebut mengajukan gugatan ke Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS) agar utang tersebut segera dibayar.
Baca Juga: Robert Alberts Sebut Penampilan Agresif Persib Mengandung Risiko
Setelah itu, bukannya kepengurusan berikutnya membenahi permasalahan dengan baik.
Justru semua menjadi kacau setelah Edy Rahmayadi terpilih jadi ketua umum PSSI pada tahun 2016.
Sebab setelah menjabat selama tiga tahun ia mengundurkan diri, sehingga tak ada perkembangan yang signifikan.
Sementara itu Target Eleven tetap melanjutkan proyek tersebut sesuai kesepakatan pada 2013, namun pada akhirnya mereka tidak menerima bayaran dari PSSI.
PSSI disinyalir sudah mencoba menyelesaikan permasalahan ini secara damai, sehingga Target Eleven menghentikan sementara proses gugatan mereka.
Akan tetapi, selama berbulan-bulan tidak juga ada kelanjutan dari PSSI.
Sehingga Target Eleven menilai bahwa permasalahan ini tak akan terselesaikan karena PSSI malah mengulur waktu dibanding langsung menyelesaikan.
Untuk itu, hingga saat ini Kamis (17/3/2022) PSSI memiliki utang kepada Target Eleven mencapai US$47.141.293,38.
Jumlah itu merupakan peningkatan bunga dari hari ke hari akibat tidak adanya penyelesaian.
Adanya kabar utang yang sangat besar itu membuat PSSI buka suara pada Kamis (17/3/2022) malam WIB.
PSSI menyayangkan karena masalah ini tak pernah dibahas di Kongres meski telah 3 kali ganti ketua (Djohar Arifin, La Nyalla Matalitu dan Edy Rahmayadi).
Mereka juga kecewa karena Target Eleven tak pernah menyinggung mengenai PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) yang meneken kerjasama pada 2013 lalu.
Namun, federasi sepak bola Indonesia itu memiliki niat baik untuk menyelesaikan kasus ini.
"’PSSI berniat baik untuk menyelesaikan kasus ini. Namun, Target Eleven bersikeras untuk menyeret administrasi sekarang yang tidak tahu menahu mengenai perjanjian yang terjadi hampir satu dekade yang lalu," kata Sekjen PSSI, Yunus Nusi dilansir dari laman resmi PSSI.
"Sementara itu, pihak LPIS tidak pernah disinggung dan dilibatkan oleh oleh Target Eleven dalam kasus ini," tambahnya.