Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ancelotti mendorong Luka Modric dan Fede Valverde maju sebagai penyerang dadakan.
Mereka diapit Rodrygo dan Vinicius Jr di kedua sisi penyerangan, sedangkan sektor tengah dihuni Toni Kroos dan Casemiro sebagai dua jangkar.
Strategi Los Blancos ini bisa juga menjadi 4-3-3 dengan posisi Modric berada di antara Rodrygo-Vinicius, sedangkan trio Casemiro, Kroos, Valverde menyokong di tengah.
Benang merahnya, Ancelotti memaksakan seorang gelandang tengah berusia 36 tahun sebagai penyerang semu (false nine).
Strategi yang menuai hujan kritik karena terbukti gagal total.
Sepanjang laga, Madrid cuma melepaskan 4 tembakan ke gawang, berbanding 10 milik Barcelona.
10 - Under Xavi Hernández ????????, @FCBarcelona_es ???????? have 10 shots on target against Real Madrid, the third best tally by a manager on his @LaLigaEN debut in #ElClásico since at least 2003/04 (11 Ernesto Valverde ???????? in 2017 and 13 Frank Rijkaard ???????? in 2003). Illusionary. pic.twitter.com/iJsyrp3CQ0
— OptaJose (@OptaJose) March 20, 2022
Modric tak bisa melesakkan satu pun tendangan tepat sasaran dengan semua upaya on target Madrid berasal dari Rodrygo, Valverde, Vinicius, dan David Alaba.
Ancelotti disebut terlalu keras kepala terhadap pendiriannya dengan tidak memasukkan stok penyerang yang ada guna menggantikan peran Benzema.
Padahal, di bangku cadangan Real Madrid masih ada Luka Jovic, yang naturalnya penyerang tengah, serta Eden Hazard, yang lebih berpengalaman melakoni tugas false nine sepanjang kariernya.