Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Saya lihat ini berdampak sangat luar biasa ke pemain," kata Andritany Ardhiyasa.
Bukan hanya sekali, dia mengaku pernah menerima ujaran kebencian pada 2019.
Baca Juga: Akui Kesalahan di COTA, Aleix Espargaro Siap Perbaiki di Eropa
"Saya sendiri pernah merasakan di 2019, waktu saya bermain di timnas, hate speech yang kemarin level terendah, saya pernah merasakan yang luar biasa, dihujat di media sosial, puluhan ribu orang, makin lama," ucap pemain berusia 30 tahun itu.
"Berawal dari somasi saya itu, berusaha bekerja sama dengan cyber, pihak kepolisian," tutur Andritany Ardhiyasa dalam acara buka bersama yang digelar APPI di Musim Kopi 27, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (12/4/2022).
Menurutnya, hate speech mempengaruhi kondisi pemain saat tampil di lapangan sehingga tidak bisa bermain lepas.
Baca Juga: Timnas U-23 Indonesia Dipastikan Lebaran di Jakarta bersama Keluarga
"Agar pemain tidak terbebani akan dihujat, karena dampaknya itu ke timnas, ada pemain yang masuk ke timnas, takut untuk bermain, dan tidak main lepas," kata Andritany Ardhiyasa.
"Karena efeknya ke keluarga, terdekat, dan orang dicintai," ucap pemain kelahiran Jakarta itu.
Dia menambahkan, banyak pemain yang kurang paham untuk mengambil langkah apabila menerima hate speech.
Baca Juga: Menolak Tua, Sergio Ramos Ingin Umur Kariernya Sepanjang Milik Ronaldo
"Tidak semua mengerti jalurnya, karena saya ada di asosiasi, saya mengerti," tutur pemain timnas Indonesia itu.
"Kami membuat kerja sama ini agar si pemain yang tidak mengerti ini bisa lapor ke kami, ini caranya seperti ini," kata Andritany Ardhiyasa.