Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Sebenarnya tidak berbeda jauh dari Indonesia makanannya. Tapi kalau di Mali memang spesialnya pakai sup,” tuturnya lagi.
Lebih lanjut, Konate menceritakan pengalaman menjalani puasa di Mali yang sejatinya penuh dengan rintangan.
Dirinya harus menahan lapar sembari menghadapi cuaca ekstrem, yakni cuaca panas yang bisa mencapai 40 derajat celcius.
“Kalau puasa di Mali itu sering saat memasuki cuaca panas. Kalau cuaca panas di Mali bisa mencapai 39-41 derajat."
"Saya ingat tahun lalu lihat di berita banyak orang menyiram kepalanya dengan air dan es batu. Ada juga yang menaruh esnya di badan. Kalau suhu normal 26-27 derajat. Jadi saat puasa memang saat panas,” katanya.
Baca Juga: Bali United Perpanjang Kontrak Wonderkid 39 Tahun
Kembali bertemu bulan Ramadan membuat Konate merasakan nostalgia waktu pertama kali merantau ke Indonesia.
Dia yang belum kenal siapa-siapa di Indonesia dituntut menyiapkan segala sesuatu sendiri saat puasa Ramadan.
“Kalau puasa pertama di Indonesia itu saya ingat di Pekanbaru. Tak ada masalah dengan makanan. Saya waktu itu masih sendiri."
"Saya tak bisa masak tapi order atau bungkus makanan kemudian masukan di kulkas. Saya sudah berapa lama puasa di sini (Indonesia)."
"Tapi tak ada masalah. Di sini waktunya lebih cepat,” pungkasnya.