Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kondisi itulah yang membuat kedua tim selalu gagal melakukan skema serangan balik cepat.
Hal ini tercermin dari jumlah peluang kedua tim saat berhasil menahan Vietnam. Indonesia mencatat 1 peluang, Filipina hanya 3 peluang.
Butuh stamina prima untuk melakukan strategi ini dan Filipina berhasil melakukan ini dengan menggabungkannya dengan beberapa pergantian pemain yang tepat.
Sementara Timnas U-23 Indonesia gagal melakukan strategi ini karena kurangnya opsi di lini pertahanan, terutama di sektor bek sayap yang jago satu lawan satu.
Rio Fahmi harus pontang-panting berduel dengan para pemain Vietnam, hal ini berbeda seandainya Asnawi Mangkualam yang tampil disisi tersebut.
Alhasil Marc Klok dan Egy Maulana Vikri harus membantu mengcover Rio Fahmi pada laga tersebut.
Situasi tersebut membuat lini tengah praktis tersisa dua pemain dan penderitaan Indonesia bertambah setelah Syahrian Abimanyu yang stylish menggantikan seorang Rachmat Irianto yang bisa menahan serangan.
Baca Juga: Klasemen Sementara Grup A - Timnas U-23 Indonesia Hampir di Posisi Buncit
Fisik para pemain Timnas U-23 Indonesia yang menurut Park Hang-seo melemah setelah 60 menit jadi penyebab Vietnam mampu memberondong gawang Adi Satrio tiga kali berturut-turut.
Skor ini masih berpotensi bertambah jadi 5-0 atau 6-0 seandainya penjaga gawang Persik Kediri itu tidak tampil gemilang.