Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saat mengawal lini tengah The Blues pada 2001-2014, Lampard membantu klub meraih 13 gelar, termasuk Liga Champions 2011-2012.
Ketika banting setir jadi pelatih, dia memang tak mempersembahkan trofi, termasuk untuk Chelsea.
Kini, kesuksesan menyelamatkan Everton dari jurang degradasi mungkin bisa diibaratkan prestasinya juara Liga Inggris sebagai pemain.
"Saya sangat beruntung mengalami momen-momen luar biasa, terutama di Chelsea sebagai pemain dan pelatih," lanjutnya.
"Namun, saat Anda merasakan perasaan depresi terancam degradasi, itu berbeda."
"Saya pikir, saya mungkin menangis. Mudah mengatakan 'tapi kamu tak memenangi apa pun'."
69 - Everton will start next season as a top-flight club for a 69th consecutive campaign, with only Arsenal currently on a longer run of consecutive seasons in the English top-flight (97 from next season). Safe. pic.twitter.com/W4Cta8Ttcy
— OptaJoe (@OptaJoe) May 19, 2022
"Akan tetapi, saat datang dan bekerja di klub ini untuk beberapa bulan, melihat kesulitan yang dihadapi, semua ini sangat berarti bagi orang-orang untuk bertahan di Premier League."
"Ini malam spesial dalam sejarah Everton," tutur pria 43 tahun yang menukangi The Toffees sejak 31 Januari 2022.
Baca Juga: Laga Everton Vs Crystal Palace Rusuh, Patrick Vieira Tendang Fan The Toffees sampai Jatuh ke Tanah
Seusai laga, Frank Lampard larut dalam pesta selebrasi bersama ribuan fan di dalam stadion.
Kemenangan Merseyside Biru digaransi berkat gol-gol Michael Keane (54'), Richarlison (75'), dan Dominic Calvert-Lewin (85') yang membayar lunas defisit 0-2 di babak pertama.
Palace unggul lebih dulu melalui gol Jean-Philippe Mateta (21') dan Jordan Ayew (36') sebelum Lampard melakukan transformasi saat turun minum.
Musim ini di Liga Inggris, Everton cuma bisa finis di antara peringkat 16 atau 15 pada klasemen.
Plenty of love for Frank Lampard tonight! ????
— ???????????????????????? ???????? (@ToffeeTVEFC) May 20, 2022