Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Al-Khelaifi benar-benar membodohi kami dan dengan sombongnya bertingkah seolah tengah memberikan pelajaran lewat media," ujar Tebas seperti dilansir BolaSport.com dari Marca.
"Peraturan seolah tidak berlaku untuk PSG, tetapi kami akan terus berjuang untuk keberlangsungan sepak bola tanpa kecurangan," kata Tebas menambahkan.
Komentar Tebas semakin menegaskan keseriusannya untuk membawa PSG ke ranah hukum.
Pengeluaran PSG dianggap tidak wajar dan disebut telah melanggar ketentuan Financial Fair Play (FFP).
Perpanjangan kontrak Mbappe pada musim panas tahun ini memang melibatkan angka-angka yang fantastis.
Demi mempertahankan sang penyerang, PSG rela mengeluarkan gaji hingga 50 juta euro (sekitar Rp783,3 miliar) per tahun.
Selain itu, Mbappe juga akan menerima bonus hingga 100 juta euro (sekitar Rp1,5 triliun).
Baca Juga: Tak Ada Jaminan Neymar Tetap di PSG Meski Kontraknya Diperpanjang hingga Juni 2027
LaLiga pun curiga tentang asal aliran dana PSG mengingat klub tersebut menderita kerugian hingga 224 juta euro (sekitar Rp3,5 triliun) pada tahun lalu.
Laporan keuangan yang negatif ternyata tidak menghalangi PSG untuk melakukan transaksi dalam nominal besar.
Situasi ini pun membuat geram LaLiga yang menyebut kehadiran PSG menganggu keberlangsungan sepak bola.
Oleh karena itu, Tebas terus memojokkan klub berjuluk Le Parisien tersebut sepanjang pergantian musim ini.
Bagi Tebas, praktik yang dilakukan PSG harus mendapat hukuman agar klub dari liga lain ikut jera.