Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Hidup Danny Drinkwater di Chelsea mungkin bisa dibilang seperti terkena kutukan. Depresi dan kehilangan segalanya adalah dua kondisi yang bisa menggambarkan kehidupan Drinkwater saat itu.
Sosok Danny Drinkwater pada musim 2015-2016 memang sangat disanjung oleh banyak klub top Liga Inggris.
Hal itu tidak lepas peran vital Drinkwater dalam lini tengah Leicester City bersama dengan N'Golo Kante.
Saat itu, Drinkwater bahkan ikut mengantarkan Leicester City meraih gelar juara Liga Inggris pertama dalam sejarah klub.
Drinkwater saat itu tampil dalam 35 pertandingan Liga Inggris bersama Leicester City.
Hingga akhirnya, Drinkwater memutuskan untuk pindah ke Chelsea pada musim 2017-2018.
Namun, keputusannya untuk pindah ke Chelsea ternyata bukan pilihan yang tepat sama sekali.
Baca Juga: Romelu Lukaku Tegaskan Bergabung dengan Chelsea adalah Kesalahan
Pada musim perdananya, gelandang asal inggris itu hanya memainkan 12 pertandingan di Liga Inggris.
Pada musim 2018-2019, Drinkwater bahkan hanya memainkan satu pertandingan untuk Chelsea di ajang Community Shield.
Drinkwater tidak bermain sekali pun di seluruh kompetisi yang diikuti oleh Chelsea.
Setelah gagal bersama Chelsea, Drinkwater pun dipinjamkan ke berbagai klub, seperti Burnley, Aston Villa, Kasimpasa, dan Reading.
Kini Drinkwater hengkang dari Chelsea karena kontraknya sudah habis bersama The Blues.
Gelandang berusia 32 tahun itu pun buka suara mengenai masa-masa terpuruknya bersama Chelsea.
Drinkwater mengaku menderita depresi dan masalah psikologis karena berbagai hal yang dia alami.
Baca Juga: Alasan Menohok Tuchel Ogah Kerja bareng Ronaldo di Chelsea
Tidak hanya gagal di Chelsea, kehidupan Drinkwater di luar lapangan juga seolah terkena kutukan.
Pada 2019, berbagai musibah mulai satu per satu menghadiri Drinkwater, mulai dari kakek dan neneknya meninggal hingga ayahnya yang terkena leukimia.
"Saya menderita masalah kesehatan mental pada 2019. Nenek meninggal, kakek meninggal, ayah didiagnosis leukemia, saya kehilangan anjing dan mengemudi dalam keadaan mabuk, yang bukan saya," kata Drinkwater seperti dikutip BolaSport.com dari Marca.
"Saya membuat kesalahan besar. Saya juga berjuang untuk putra saya, hal-hal itu terus terjadi dan memakan korban," lanjut Drinkwater.
Drinkwater juga menceritakan bagaimana Maurizio Sarri yang menjadi pelatih Chelsea saat itu tidak menginginkan keberadaannya pada awal musim 2018-2019.
"Saya lega karena jelas itu bukan situasi yang baik untuk saya atau klub," ucap Drinkwater .
"Saya marah karena bagaimana itu hilang dan bagaimana saya diperlakukan. Itu sudah lama terjadi."
Baca Juga: Tiga Alasan Thomas Tuchel Serius Kejar Raheem Sterling
"Itu sampai jam terakhir jendela transfer dan saya ditarik ke kantor, tidak diharapkan sama sekali."
"Jangan berpikir Anda akan berada dalam rencana kami'. Ini perkataan Sarri, yang diterjemahkan oleh Gianfranco Zola. Saya seperti bilang: 'Apa?'," imbuh Drinkwater.
Meski demikian, gelandang jebolan akademi Manchester United itu mengaku tertolong setelah mendapatkan bantuan dari psikolog.
Kini, Drinkwater masih berstatus tanpa klub dan masih belum menentukan masa depan kariernya.
"Saya tidak berpikir saya depresi, tetapi saya menemui psikolog olahraga dan jika tidak, saya pasti berpikir bisa menjadi seperti itu karena saya hanya berjuang dan berjuang, dan hal itu tidak membantu siapa pun," tutur Drinkwater.