Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Perasaan haru menguasai atlet para atletik Indonesia, Nanda Mei Solihah, usai berhasil memboyong medali emas di nomor 100 meter putri ASEAN Para Games 2022.
Nanda Mei Solihah menjadi yang tercepat di kelas T47/T47.
Tampil di lintasan atletik Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Senin (1/8/2022) Nanda harus berjibaku dengan pelari Thailand untuk memperebutkan posisi pertama.
Sengit jelang garis finis, Nanda akhirnya keluar sebagai juara dengan mengalahkan empat pelari lainnya.
Torehan itu membuat Nanda langsung menitikan air matanya dan menangis tersedu-sedu sesaat setelah berhasil menjadi juara pertama.
Baca Juga: ASEAN Para Games 2022 - Kans Indonesia Dulang Medali Emas dari Para-panahan
Beberapa kali Nanda tampal menyeka air matanya dengan bendera Merah Putih.
Tangisan Nanda menggambarkan rasa kembanggannya telah mengharumkan nama bangsa di Negeri sendiri.
Tak hanya itu, sosok orang tersayang yang hadir langsung mendukungnya juga menjadi alasan Nanda tak mampu menahan deru air matanya.
Orang tersayang tersebut adalah orang tua Nanda yang telah datang jauh-jauh dari Kediri, Jawa Timur untuk menyaksikan anakanya berjuang.
"Saya berterima kasih sekali buat warga Indonesia yang sudah mendukung saya, mendoakan saya dan hari ini orang tua juga lagi nonton, makanya saya takut banget kalau mengecewakan tapi Alhamdulillah saya bisa dapat emas," kata Nanda seusai laga.
"Terharu banget karena ASEAN Para Games 2022 ini merupakan multi event pertama khusus difabel setelah lama pandemi," ucap Nanda.
Baca Juga: ASEAN Para Games 2022 - Lahirnya Pasangan Suami Istri Emas di Lintasan Atletik
Bersaing ketat hingga akhirnya menjadi pemenang, Nanda mengaku sempat merasa ada beban karena tampil di rumah sendiri.
Beruntung dengan adanya dukungan orang tua yang menonton membuatnya terus berjuang sampai selesai.
"Saya jujur saya sempat grogi apalagi ini di Indonesia karena jd tuan rumah. Tapi ya saya harus lanjut karena orang tua juga nonton," ujar Nanda.
"Medali ini untuk orang tua saya pasti. Selain itu pelatih dan teman teman saya yg telah mendukung," ucapnya.
Atlet dan juga mahasiswa fakultas ilmu keolahragaan Universitas Sebelas Maret, Surakarta itu masih akan bertanding lagi di nomor 200 dan 400 meter.
Bagi Nanda, raihan ini membuatnya telah mengoleksi tiga medali emas sejak debutnya pada ASEAN Para Games 2013 lalu.
"Saya ikut APG dari 2013, ini emas ketiga," ujarnya.
Baca Juga: ASEAN Para Games 2022 - Sempat Pesimistis, Ni Made Ariyanti Cetak Emas dengan Dukungan Pendamping
Dukungan orang terkasih yakni orang tua menjadikan Nanda melawan segala keraguan dan kekurangan yang ada pada dirinya.
Namun doa dan support ayah dan ibu sejak ia berusia 11 tahun membawa Nanda menjadikan atlet disabilitas yang berprestasi.
"Saya sebenarnya tadi sempet ada keraguan. Tapi kemaren sempat ngobrol dengan orang tua. Tapi mereka meyakinkan saya, itu kekuatan besar buat saya sebenarnya," katanya sambil menahan tangis.
"Saya terharu banget karena ada ayah, ibu, dan adek juga tadi," ujarnya.
"Orang tua saya rekomendasikan terjun ke dunia olahraga waktu 2010 saat usia 11 tahun,"
Terakhir, Nanda menyampaikan menyentuh terhadap kasih sayang antara orang tua dan seorang anak.
"Untuk ayah ibu, apapun yg akan aku berikan kepada orang tua tidak akan pernah cukup. Jadi apapun yang bisa aku kasih ke mereka pasti aku berikan," pungkasnya.
Baca Juga: ASEAN Para Games 2022 - Sabet Emas Pertama, Saptoyogo masih Belum Puas