Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Dari ASEAN Para Games 2022 ada banyak cerita menarik dan inspirasi yang datang dari atlet penyandang disabilitas, salah satunya Lina Marlina yang pernah jadi ART dan tukang ojek.
Indonesia terus membuka mesin medalinya, kali ini medali emas kembali dipersembahkan lewat cabang olahraga para-bulu tangkis.
Indonesia di hari kelima berhasil panen medali setelah membawa pulang empat medali emas dan dua medali perunggu.
Salah satu atlet yang berhasil menyumbangkan medali emas adalah Lina Marlina bersama pasangannya Subhan.
Tak hanya itu Lina juga berhasil meraih medali emas dari nomor tunggal putri setelah mengalahkan wakil Thailand di partai final.
Di balik kesuksesannya kala tampil di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta, Kamis (4/8/2022) ternyata ada kisah menarik.
Sebelum terjun ke dunia para-bulu tangkis ternyata Lina sempat menjalani profesi sebagai asisten rumah tangga (ART).
Bukan hanya pernah jadi ART, ternyata Lina juga pernah menjadi tukang ojek.
Pasalnya Lina yang berasal dari keluarga biasa saja juga hanya mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar.
Baca Juga: ASEAN Para Games 2022 - Misi Tersembunyi Atlet Para-angkat Beban di Balik Emas
Namun hal tersebut nyatanya tidak mematahkan semangat Lina untuk terus berjuang melawan kerasnya kehidupan.
Apalagi dengan kekurangan yang dimilikinya tentu tidaklah mudah dalam melewati setiap hambatan.
Namun kini dirinya membuktikan bahwa ketika terus berusaha dan semangat dalam menjalani hidup akan ada jalan.
Lina mengaku bahwa dalam belajar bulu tangkis, dirinya belajar secara otodidak.
Bahkan Lina mengaku pernah membuat raket sendiri dari tutup cat untuk belajar bermain bulu tangkis.
Awal karir Lina di dunia bulu tangkis tidak semulus yang orang pikirkan.
Lina justru mengawali karirnya sebagai wasit di salah satu turnamen ke turnamen yang lain dengan bayaran dua ribu per gim nya.
Baca Juga: ASEAN Para Games 2022 - Junaedi Penggembala yang Sukses Persembahkan Emas
"Saya pertama main bulu tangkis dari 2010 itu saya main bulu tangkis di kampung-kampung," ucap Lina.
"Di tempat asal saya di Tasikmalaya, dibayar dua ribu per set."
Selepas pertandingan Lina tempak meneteskan air mata dan tidak menyangka bahwa dirinya kini jadi salah satu andalan tim Indonesia.
Berkat Lina sang saka merah putih berhasil berkibar paling tinggi.
"Jujur saya tidak menyangka sekarang bisa sampai seperti ini," ucap Lina.
"Saya dulu hanya lulusan SD, pernah jadi asisten rumah tangga (ART) supir ojek, bahkan karena kondisi tubuh saya yang kecil, dulu saya sering dikucilkan oleh tetangga."
"Sekarang saya bersyukur bisa berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia."
Baca Juga: Tak Main-Main, Indonesia Siapkan IKN Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036