Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pembalap berusia 36 tahun itu mengaku frustrasi tidak bisa memaksimalkan potensi motor M1 musim ini.
Hal ini tentunya berbanding terbalik dari pencapaian Dovizioso ketika membela Yamaha Tech3 pada 2012.
Saat itu, Dovizioso mampu tampil mengesankan dengan dibuktikan mampu menempati peringkat keempat dalam klasemen akhir.
"Pertama-tama, saya ingin berterima kasih kepada Yamaha lalu tim serta WithU, karena mereka memberikan saya sebuah dukungan besar dan mereka memahami saya. Itu sangat penting bagi saya," ungkap Dovizioso, sebagaimana dikutip BolaSport.com dari Crash.
"Pada akhirnya, setelah 20 tahun, selalu sulit untuk mengampil keputusan seperti ini."
"Tapi tidak apa-apa, saya biasa saja dan ini merupakan momen yang tepat untuk membuat keputusan ini."
"Sebagai pembalap, ketika Anda tidak bisa berada di posisi yang Anda inginkan, pikiran Anda mulai memikirkan hal-hal seperti berhenti."
"Saat ini, saya mulai berpikir bahwa Misano akan menjadi balapan terakhir yang tepat. Lalu melakukan balapan kandang terakhir saya dan finis di sana dengan pesta serta senyum lebar dari teman-teman dan semua penggemar," tambahnya.
Baca Juga: MotoGP Inggris 2022 - Tak Ingin Ketinggalan dari Quartararo, Morbidelli Ingin Ngegas di Paruh Kedua
Sejak pertama kali didatangkan Yamaha pada pertengahan musim 2021, Dovizioso mengaku terkejut dengan karakteristik motor M1.