Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Piala AFF U-16 2022 - Skuad Timnas U-16 Indonesia Yang Tak Mau Jadi Lintang

By Sasongko Dwi Saputro - Senin, 15 Agustus 2022 | 13:30 WIB
Skuat timnas U-16 Indonesia juara Piala AFF U-16 2022 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (12/8/2022). (MUTIARA KURNIA/BOLASPORT.COM)

Mengapa? Seperti analogi negara sebelumnya, selama ini PSSI belum mampu menghadirkan ekosistem yang teratur dari timnas dan Liga profesional hingga siswa Taman Kanak-kanak yang bermimpi jadi pesepak bola di pirmaida terbawah.

Ada banyak hal lain yang menyebabkan para pemain Indonesia yang awalnya berbakat di tingkat yunior lalu melempem di timnas senior.

Baca Juga: Presiden Jokowi Selamati Keberhasilan Timnas U-16 Indonesia Jadi Juara Piala AFF U-16 2022

Perasaan cepat puas memang disebut-sebut sebagai “penyakit” utama para pemain Indonesia.

Namun pertanyaannya, jika pembaca adalah seorang pemain, apakah anda senang jika di usia 20 tahun sudah mendapatkan gaji bulanan yang cukup besar dan segala macam benefitnya sebagai pemain sepak bola di Liga Indonesia yang situasinya seba abu-abu?

Karena itu, menyalahkan pemain semata bukanlah sesuatu yang adil buat mereka, mengingat situasi dan kondisi sepak bola tanah air.

Contoh klasik tentu adalah generasi timnas U-19 Indonesia yang jadi juara di bawah Indra Sjafrie pada Piala AFF U-19 2013. Evan Dimas dkk. diarak keliling Indonesia layaknya selebritis dalam tajuk “Tur Nusantara” usai lolos ke Piala Asia U-19 2014.

Kemudian mereka mengalami nasib pahit saat PSSI mengalami sanksi FIFA selama dua tahun dan akhirnya melewatkan masa-masa penting untuk tumbuh kembang.

Berapa pemain dari generasi tersebut yang mampu menembus timnas Indonesia senior atau setidaknya jadi andalan klub Liga 1?

Pelajaran pahit dari generasi Evan Dimas dkk lah yang setidaknya menyadarkan PSSI untuk membentuk liga untuk klub professional berdasarkan kelompok usia dalam tajuk Elite Pro Academy (EPA).