Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bos KTM Tech3 Bongkar Sisi Hebat Andrea Dovizioso yang Jarang Diketahui

By Fauzi Handoko Arif - Senin, 15 Agustus 2022 | 15:00 WIB
Pembalap WithU Yamaha RNF, Andrea Dovizioso pada MotoGP Inggris 2022, Minggu (7/8/2022) (MOTOGP.COM)

BOLASPORT.COM - Andrea Dovizioso merupakan salah satu pembalap bintang pada MotoGP. Tapi sedikit orang yang tahu kisah hebat sang juara dunia di luar lintasan.

Karakter hebat dari Andrea Dovizioso dituturkan oleh Kepala Tim KTM Tech3, Herve Poncharal.

Herve Poncharal pernah bekerja sama dengan Andrea Dovizioso ketika pemenang gelar GP125 itu datang ke timnya pada 2012.

Tech3, saat itu bermitra dengan Yamaha, merekrut Andrea Dovizioso dari Repsol Honda.

Dovizioso tersingkir dari Repsol Honda ketika tim juara itu menyusutkan susunan tim mereka dari tiga pembalap menjadi dua.

Honda lebih memilih Casey Stoner dan Dani Pedrosa meski pada musim sebelumnya Dovizioso hanya kalah dari Stoner yang menjadi juara.

Honda sempat menawarkan Dovizioso posisi di tim satelit dengan iming-iming tetap mendapat motor tim pabrikan.

Namun, Dovizioso menolak. Dia hijrah ke dari Tech3 dengan harapan bisa menjadi pembalap tim pabrikan Yamaha.

Dovizioso pun menunjukkan sinarnya saat berseragam Tech3 pada 2012. Walau hanya semusim, dia mampu memberikan dampak bagus bagi tim independen asal Prancis itu.

Baca Juga: Reaksi Jenaka Cal Crutchlow Usai Gantikan Andrea Dovizioso pada Sisa Musim MotoGP 2022

Dovizioso mencetak enam hasil podium dan bertengger di peringkat keempat klasemen.

Sampai sekarang belum ada pembalap tim satelit Yamaha yang bisa finis tiga besar lebih banyak daripada Dovizioso dalam semusim

"Perjalanan kami hanya selama satu tahun, tetapi tidak terlupakan," kata Poncharal, sebagaimana dikutip BolaSport.com dari Crash.

"Jujur saja, dia pembalap yang fantastis. Ketika mendatangkannya, saya tidak bisa membayarnya dengan gaji mendekati apa yang pernah diberikan Repsol Honda kepadanya."

"Kami bukan tim pabrikan Yamaha, hanya tim satelit, tetapi dia berkata 'Herve, saya akan datang. Saya percaya dengan tim kita. Kita akan berhasil'. Dan dia berhasil."

ARDHIANTO WAHYU INDRAPUTRA/BOLASPORT.COM
CEO Dorna Sports yang menjadi pemegang hak komersial MotoGP, Carmelo Ezpeleta (kiri), sedang berdiskusi dengan Kepala Tim Tech3, Herve Poncharal. Poncharal juga menjabat sebagai Presiden IRTA (Asosiasi Tim Balap Internasional).

Satu hal yang membuat Poncharal makin terkesan dengan Dovizioso adalah karakternya yang ramah dengan orang-orang biasa.

"Meskipun Dovi sudah menjadi nama besar, setiap malam dia akan makan bersama tim di hospitality," ucap Poncharal.

"Setiap permintaan kami, bahkan untuk sponsor yang paling kecil, dia selalu menjalaninya dengan senang hati."

Baca Juga: Gara-gara Valentino Rossi, RNF Yamaha Dibayangi Label Tim Jompo?

"Kadang-kadang ada teman atau penggemar yang datang ke hospitality kami dan bahkan jika dia sedang makan, dia akan berdiri dan berfoto dengan mereka atau menandatangi poster."

"Dovi akan selalu menjadi pembalap spesial di hati saya."

"Dia mengambil lebih banyak podium bersama kami daripada pembalap lain dalam satu musim. Guy Coulon, kepala krunya saat itu menyukainya. Kami semua menyukainya."

"Dia adalah aset yang fantastis dalam hal kinerja, tetapi juga dalam perilaku."

"Buat saya ini penting karena terkadang Anda memiliki pembalap yang cepat, tetapi tidak begitu akrab dengan mereka."

"Oke, pada akhirnya itu tidak selamanya penting, karena Anda di sini untuk mendapatkan hasil. Tetapi dengan Dovi berbeda."

"Jadi saya sangat menikmati tahun itu. Di lintasan dia sangat cepat, enam podium, peringkat empat di klasemen akhir."

Mimpi Dovizioso bergabung dengan tim pabrikan Yamaha sayangnya pupus di tengah jalan.

Yamaha mengonfirmasi perekrutan Valentino Rossi yang kembali dari periode sulit di Ducati untuk musim berikutnya.

Baca Juga: Pensiun Lebih Cepat, Keputusan Andrea Dovizioso Disesalkan Bos RNF Racing

Dovizioso akhirnya mengambil tempat ditinggalkan Rossi dan jangan bayangkan Ducati sekuat musim ini.

"Dia sangat ingin bergabung dengan ke tim pabrikan Yamaha. Itu adalah impiannya, dia selalu memimpikannya," kata Poncharal.

"Tetapi keinginannya tidak mungkin terjadi karena line-up Yamaha sudah diputuskan. Lalu dia mendapat tawaran luar biasa dari Ducati."

"Dia ragu-ragu karena mungkin ingin bertahan bersama kami. Tetapi, meskipun waktu itu Ducati bukanlah Ducati yang sekarang, tetap saja tawarannya adalah tim pabrikan."

"Kami berbicara sedikit dan saya mengatakan kepadanya bahwa saya ingin dia bertahan tetapi saya juga memikirkan masa depannya," sambungnya.

MOTOGP.COM
Pembalap WithU Yamaha, Andrea Dovizioso, berpose dengan motor pada peluncuran tim.

Bersama Ducati, Dovizioso mengalami puncak kariernya di kelas para raja.

Dovizioso praktis menjadi satu-satunya pembalap yang bisa bersaing dengan Marc Marquez walau selalu menjadi runner-up pada 2017 sampai 2019.

Karier Dovizioso kemudian menurun pada 2020 menyusul perseteruannya dengan petinggi Ducati yaitu General Manager Gigi Dall'Igna.

Baca Juga: MotoGP Austria 2022 - Tikungan Baru ala F1 Buka Peluang Quartararo Cetak Kemenangan Mustahil

Sempat mengambil masa hiatus, Dovizioso kembali saat mimpinya menjadi pembalap pabrikan Yamaha terwujud.

Walau memperkuat tim satelit lagi, Dovizioso dikontrak secara langsung oleh Yamaha. Motornya pun sama dengan tim pabrikan berbeda ketika dia masih di Tech3.

Sayangnya, pengalaman Dovizioso di Yamaha tak seindah ekspektasinya. Tak sekalipun dia finis 10 besar dalam 17 penampilan.

Dovizioso akan menutup kiprahnya di Yamaha, juga MotoGP, pada titik di mana dia memulainya yaitu MotoGP San Marino di Sirkuit Misano, balapan kandangnya.

"Sedih melihat pembalap hebat seperti Dovi mengakhiri kariernya dengan catatan buruk," tutur Poncharal.

"Tapi di sisi lain, dia memenuhi mimpinya (membalap di pabrikan Yamaha)."

"Jika dia berhenti setelah keluar dari Ducati, dia mungkin akan menghabiskan sisa hidupnya dengan berandai-andai, terutama setelah Fabio Quartararo juara dia mungkin berpikir bahwa ada kemungkinan dia bisa melakukannya juga."

"Valentino Rossi adalah salah satu pembalap terhebat sepanjang masa dan tahun lalu Fabio menang dengan motor yang sama."

"Pada titik tertentu Anda perlu memberikan tongkat estafet kepada generasi selanjutnya."

Baca Juga: Kejar Gelar Sendirian dengan Motor Pelan, Fabio Quartararo Lebih Pantas Disebut Kuda Hitam

"Saya pikir sudah waktunya untuk Andrea, seperti Valentino tahun lalu. Meski belum menjadi juara, dia adalah superstar hebat pada olahraga kami."

"Dan bagi saya pribadi, Dovi telah menjadi salah satu teman terbaik yang pernah kami miliki. Dia orang yang sopan, baik, dan memanusiakan orang lain."

"Ketika dia mengundang kami ke rumahnya, kami menikmati makan malam yang luar biasa dan ternyata dia yang berbelanja dan memasaknya."

"Anda bisa melihat betapa baiknya dia menjaga ibu dan putrinya. Orang ini memiliki nilai. Dia tidak berperilaku seperti superstar."

"Mungkin beberapa dari generasi saat ini tidak memiliki nilai yang sama," tambahnya.

Baca Juga: Tak Ingin Terus Terpuruk, Tim Satelit Yamaha Tuntut Hasil Bagus di Paruh Kedua MotoGP

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P