Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih berusia 57 tahun itu juga menilai Piala Dunia 2022 butuh pernyataan politik dari semua pihak yang terlibat, termasuk tim nasional Jerman.
“Tim nasional Jerman telah melakukan banyak diskusi dan menginformasikan ke tim sebaik mungkin."
“Kami akan kembali bertemu pada bulan September dan mempertimbangkan hal yang kami bisa lakukan bersama dengan tim lain,” ucap dia lagi.
FIFA dan Qatar sebenarnya tidak tutup mata soal sorotan mengenai penyelenggaraan Piala Dunia 2022.
Baca Juga: BURSA TRANSFER - Lini Depan Tunpul, Man United Kejar Pemain yang Satu Kelas dengan Cristiano Ronaldo
Sekjen FIFA, Fatma Samoura, dalam wawancara dengan Al-Jazeera pada 2021 mengatakan FIFA sudah mengambil beberapa langkah yang dinilai tepat menyikapi isu ini.
Namun, Samoura memastikan FIFA tetap mendukung Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
“Hal pertama yang kami lakukan adalah mendirikan badan penasihat HAM pada 2016 untuk menangani isu ini. Mereka memberikan beberapa rekomendasi kepada FIFA,” kata Samoura.
“Sejak 2017, 85 persen masukan mereka kami terapkan untuk Piala Dunia 2018 dan juga untuk Qatar.”
“Masalah hak asasi manusia adalah problem di banyak negara. Pemerintah dan otoritas setempat serius menanggapi isu ini, terbukti dari sekitar 400 ribu pekerja yang menerima kenaikan gaji.”
“FIFA pun terus bekerja sama dengan organisasi pekerja internasional untuk memonitor situasi. Akomodasi para pekerja dicek reguler untuk memastikan mereka hidup layak.”
“Ini proses yang lama, apalagi untuk menyamai level beberapa negara lain. Namun, Qatar bisa menjadi inspirasi bagi semua negara,” ujar Samoura menambahkan.
Baca Juga: PIALA DUNIA - Kualitas Wasit Nomor Satu, FIFA Diminta Tidak Bergantung pada VAR
Terbaru, FIFA juga merilis kebijakan jelang Piala Dunia 2022 yang mencoba menjamin keberpihakan mereka terhadap inklusivitas pada turnamen tersebut.
FIFA memberlakukan sanksi keras untuk pemain, pelatih, ofisial, agen pertandingan, dan semua pemangku kepentingan yang melakukan tindakan pelecehan atau menyakiti orang lain selama turnamen.