Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - MotoGP diketahui tengah menggodok ide soal balapan ekstra pada musim 2023. Pro dan kontra muncul dari tim dan pembalap.
Gagasan soal balapan sprint pada MotoGP muncul di tengah-tengah bergulirnya seri balap MotoGP Austria di Red Bull Ring, Austria, Jumat (19/8/2022).
Lomba sprint menjadi salah satu opsi yang diambil MotoGP untuk meningkatkan daya tarik kejuaraan yang sedang lesu.
Bagi Dorna Sports selaku promotor MotoGP, menambah slot balapan pada akhir pekan lomba bukan hal yang baru.
Pada 2019 mereka melakukannya pada World SBK dalam bentuk Superpole Race, balapan 10 lap untuk menentukan posisi start pada Race 2.
Format ini masih bertahan pada WSBK sampai sekarang.
Lomba sprint juga bisa ditemui pada Formula 1.
Lomba dengan durasi sepertiga dari lomba grand prix itu berlangsung pada hari Sabtu dan menentukan posisi start pada balapan hari Minggu.
Bedanya tidak semua seri F1 memuat sprint. Musim ini hanya ada 3 seri dari 22 yang membuat balapan ekstra, sama seperti ketika diujicoba pada 2021,
Baca Juga: Hasil FP2 MotoGP Austria 2022 - Asapi Fabio Quartararo, Ducati Mendominasi
MotoGP sendiri berniat melakukan hal yang sama dengan WSBK yaitu menjadikan lomba sprint sebagai bagian dari akhir pekan lomba di setiap seri.
Dikutip dari The-Race, balapan sprint rencananya akan dilangsungkan pada hari Sabtu siang dengan mengambil slot waktu sesi kualifikasi MotoGP.
Sesi kualifikasi tetap akan dipertahankan dan hanya berlangsung lebih awal. Hasil kualifikasi pun masih menentukan posisi start pembalap pada balapan hari Minggu.
Sementara sesi yang dikorbankan adalah latihan bebas. Tadinya ada dua sesi latihan bebas pada hari Sabtu, musim depan hanya ada satu.
Lantas, apa gunanya balapan sprint? Selain hiburan tambahan bagi penonton, pembalap juga akan memperebutkan poin.
Pembalap akan mendapat setengah poin kejuaraan berdasarkan posisi finis. Durasi balapan sprint memang hanya setengah dari balapan MotoGP, antara 10-15 lap.
Rencana perihal balapan sprint telah dikomunikasikan pertama kali kepada petinggi tim. Respons yang didapat cukup positif.
"Bagus apabila kejuaraan ini terbuka untuk memperbarui formatnya," kata petinggi Gresini Racing, Carlo Merlini.
"Apapun yang menarik lebih banyak penonton di sirkuit dan TV, serta meningkatkan interaksi dengan fan di sirkuit adalah bagus untuk kepentingan kejuaraan ini."
Baca Juga: Mengapa Motor Jepang Mulai Digeser Motor Eropa pada MotoGP? Dovizioso Beri Jawabannya
Reaksi beragam muncul ketika pembalap mendengarnya dalam pertemuan Komite Keselamatan setelah latihan bebas kedua.
Sebagian pembalap cukup antusias, sebagian lain memilih mengetahui detailnya terlebih dahulu, dan ada juga yang tidak sepakat.
Mereka hanya satu suara ketika mengungkapkan kekecewaan karena tidak dimintai pendapat mengenai rencana ini.
"Kami adalah pembalapnya dan mereka tidak akan rugi jika bertanya kepada kami sebelumnya," ujar pembalap Repsol Honda, Pol Espargaro.
"Idenya adalah kami mengambil risiko ganda dengan melakukan pekerjaan yang sama untuk bayaran yang sama."
"Kami balapan dua kali dalam sebuah akhir pekan dan lebih banyak balapan artinya lebih banyak risikonya," imbuh pembalap yang akan berseragam Tech3 GASGAS itu.
Keluhan Espargaro diamini pembalap Gresini, Fabio Di Giannantonio, yang bahkan melontarkan ide agar pembalap membentuk perhimpunan agar memiliki suara.
Adapun perihal kritik terhadap rencana balapan sprint, Di Giannantonio mengingatkan bagaimana MotoGP dalam semusim menggelar jauh lebih banyak seri daripada WSBK.
"Kami mencoba meniru F1 dan World SBK tanpa menyadari bahwa kami memiliki 22 balapan di berbagai penjuru dunia dan setiap balapan berlangsung sepekan," katanya.
Baca Juga: 2 Tahun Lagi, Pembalap MotoGP Bakal Lomba Pakai Ban dari Kulit Jeruk
"Ada beberapa sirkuit yang benar-benar mengurasi fisik kami dalam satu balapan dan untuk menambah satu balapan lagi pada hari Sabtu adalah omong kosong besar."
Pendapat Di Giannantonio mendapat dukungan dari Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo).
Dilansir dari GPOne, Bagnaia menyebut seri MotoGP Americas di Amerika Serikat sebagai contoh bahwa beberapa seri tidak cocok dengan format baru.
"Kalau kami harus menjalani balapan sprint pada Sabtu dan balapan normal pada Minggu, tidak mudah melakukannya di sirkuit seperti Austin," kata Bagnaia.
"Anda bisa berlatih sekeras yang Anda mau tetapi sirkuit seperti Austin benar-benar menguras fisik dan mental."
"Lomba sprint kurang lebih seperti simulasi lomba tetapi ada poin yang diperebutkan sehingga benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan latihan bebas keempat."
Sementara itu reaksi keras dilontarkan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha). Menurutnya balapan sprint adalah ide bodoh.
"Saya pikir dengan semua pekerjaan yang sudah kami hadapi untuk balapan hari Minggu, penambahan ini membuat situasinya menjadi jauh lebih rumit," ujar El Diablo.
"Buat saya opsi ini tidak masuk akal, 21 balapan pada musim ini sudah terlalu banyak. Ide ini terlhat bodoh," tandas sang juara bertahan.
Baca Juga: Kabar Baik, Marc Marquez Akan Umumkan Kapan Comeback Minggu Depan