Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Rexy Mainaky Melihat ke Surga dan Berlutut Usai Bantu Malaysia Rebut Gelar Pertama Kejuaraan Dunia

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Minggu, 28 Agustus 2022 | 15:54 WIB
Pelatih asal Indonesia, Rexy Mainaky, menyambut pebulu tangkis ganda putra, Aaron Chia, pasca-final Kejuaraan Dunia 2022 di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, 28 Agustus 2022. Aaron Chia dan Soh Wooi Yik mempersembahkan medali emas pertama Kejuaraan Dunia bagi Malaysia setelah mengalahkan wakil Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dengan skor 21-19, 21-14. (RAPHAEL SACHETAT/BADMINTON PHOTO)

BOLASPORT.COM - Legenda bulu tangkis Indonesia, Rexy Mainaky, ikut merayakan kesuksesan Malaysia merebut medali emas pertama dari Kejuaraan Dunia 2022.

Rexy Mainaky tak hanya menjadi saksi tetapi juga berperan membantu Malaysia memecah kebuntuan mereka pada Kejuaraan Dunia 2022.

Malaysia memang belum pernah memiliki juara dunia sejak Kejuaraan Dunia digelar pertama kali pada 1977 di Swedia.

Penantian panjang selama 45 tahun akhirnya selesai bagi publik Negeri Jiran pada edisi ke-27 di Tokyo, Jepang.

Kesuksesan Malaysia pada Kejuaraan Dunia 2022 makin menarik karena dipersembahkan oleh pasangan ganda putra, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, andalan yang sedang berada dalam tekanan.

Chia/Soh menghadapi Kejuaraan Dunia 2022 dengan bayang-bayang akan dipisah karena dinilai gagal sebagai pasangan.

Sejak disatukan pada 2017, satu-satunya prestasi juara Chia/Soh adalah medali emas SEA Games pada 2019.

Chia/Soh memang konsisten di level elite. Namun, tak punya gelar turnamen sirkuit tentu menjadi noda bagi duet yang menembus ranking 10 besar dunia sejak 2019.

Pun pada kejuaraan besar mereka berulang kali mencapai semifinal hanya untuk kalah kemudian.

Baca Juga: Hasil Final Kejuaraan Dunia 2022 - Ahsan/Hendra Dipaksa Main Tidak Enak, Rekor Sempurna Diakhiri Wakil Malaysia

Hanya medali perunggu pada Olimpiade Tokyo 2020—diraih dengan mengalahkan dua unggulan teratas asal Indonesia—yang barangkali membuat mereka "dimaafkan".

Ketika kesabaran publik Malaysia menipis, Rexy Mainaky selaku juru latih ganda BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) tetap menaruh keyakinan kepada Chia/Soh.

Setelah kekalahan memalukan dari pasangan Inggris, Ben Lane/Sean Vendy, pada semifinal Commonwealth Games 2022, Rexy tak mengabaikan potensi anak asuhnya itu.

"Saya mengharapkan Aaron-Wooi Yik dan Goh Sze Fei-Nur Izzuddin membuktikan posisi mereka di antara pasangan-pasangan top," kata Rexy, dilansir dari The Star.

"Melihat performa, mereka seharusnya mengincar semifinal atau final dan memenanginya. Untuk melakukannya mereka harus mengalahkan rival-rival dari Indonesia, Jepang, dan China."

"Aaron-Wooi Yik adalah pasangan nomor enam dan mereka harus tampil dengan bagus untuk membuktikan status mereka."

Titik Balik dan Doa Tiada Henti

Titik balik Chia/Soh terjadi pada semifinal Kejuaraan Dunia 2022.

Semifinal tadinya menjadi fase yang angker bagi Chia/Soh. Rexy pernah menuturkan bagaimana mereka mudah kehilangan fokus begitu mencapai dua babak terakhir.

Baca Juga: Hasil Final Kejuaraan Dunia 2022 - Chen/Jia Pertahankan Gelar Ganda Putri

Sekadar informasi, dalam enam kesempatan Chia/Soh tampil di semifinal pada tahun ini, mereka cuma menang sekali saat menjadi runner-up pada Kejuaraan Asia 2022.

Wajar apabila kemenangan pada semifinal Kejuaraan Dunia 2022 berarti penting bagi finalis All England Open 2022.

Chia/Soh mampu melewati pertandingan sengit selama 1 jam 17 menit melawan pasangan unggulan asal India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.

Chia/Soh saling memberi semangat saat kehilangan poin. Hasilnya, mereka menang dengan rubber game 20-22, 21-18, 21-16.

Bagi Rexy, kemenangan atas Rankireddy/Shetty menjadi bukti Chia/Soh sebenarnya mampu mengatasi tekanan besar.

"Di setiap kemenangan saya mengucap syukur kepada Tuhan," ucap Rexy kepada Timesport jelang final Kejuaraan Dunia 2022, dikutip dari New Straits Times.

"Dan sejujurnya saya berdoa dengan sangat sungguh-sungguh agar Aaron-Wooi Yik bisa memutus kutukan babak semifinal mereka."

"Pertandingan semifinal hari ini adalah pertarungan mental."

"Di satu sisi Aaron-Wooi Yik harus keluar dari kebiasaan buruk mereka dan pasangan India ingin mencetak kemenangan pertama atas mereka."

Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2022 - Penantang Baru Vs Juara Dunia dan Potensi Bagi-Bagi Gelar

"Aaron-Wooi Yik menjadi pemenang karena mereka menghadapi tekanan dengan baik."

Cuek demi Menjaga Fokus

Rexy sadar akan tekanan besar yang dihadapi Chia/Soh karena membawa ekspektasi sebagai pemecah kebuntuan Malaysia pada Kejuaraan Dunia.

Memastikan Chia/Soh terbebas dari tekanan berlebihan menjadi perhatian pria asal Maluku tersebut.

"Tidak perlu membicarakan tentang ekspektasi, mereka sudah tahu. Kunci merebut gelar juara terletak pada fokus mereka," jawab Rexy.

Chia/Soh paham dengan situasi mereka. Mereka langsung menepis begitu diingatkan fakta bahwa mereka berpeluang menjadi juara dunia pertama dari Malaysia.

Mentalitas tersebut membawa hasil pada final Kejuaraan Dunia 2022 yang berlangsung pada Minggu (28/8/2022) di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang.

Chia/Soh tetap tenang walau berulang kali tertinggal dari juara dunia tiga kali asal Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Kebangkitan pada gim pertama menjadi kunci kemenangan Chia/Soh.

Dari posisi tertinggal 12-18, Chia/Soh menyamakan angka setelah membuat Ahsan/Hendra tidak nyaman dengan taktik bertahan-lalu-serang.

Baca Juga: Jadwal Final Kejuaraan Dunia 2022 - Satu Langkah Lagi Bagi Ahsan/Hendra Jadi Juara

Kecepatan kok yang relatif pelan membuat Daddies kesulitan menembus pertahanan Chia/Soh dan justru beberapa kali mati sendiri. 

Pada gim kedua Ahsan/Hendra terlihat tertekan. Walau sesekali mampu menunjukkan pukulan kelas wahid, Ahsan/Hendra kesulitan mengimbangi lawan.

"Perbedaan terbesar adalah fokus kami di lapangan dan pola pikir kami," kata Chia selepas laga, dilansir dari BWF Badminton

"Kami tidak peduli soal poin, tak peduli apakah kami memimpin atau tertinggal."

"Kami tahu mereka bagus dalam situasi tiga pukulan pertama, jadi kami mengubah taktik kami, mencoba lebih sabar dan memanfaatkan kekuatan kami," kata Chia.

Dengan fisik yang lebih prima, Chia/Soh leluasa membombardir pertahanan Ahsan/Hendra, yang usianya sudah kepala tiga, begitu Daddies kelelahan menyerang.

Pertandingan selesai dalam dua gim dengan skor 21-19, 21-14.

Rexy Mainaky langsung berlutut dan memeluk Chia dengan erat sebelum Soh melakukan hal yang sama beberapa saat kemudian.

Pelatih yang punya sejarah panjang membesut ganda putra Malaysia itu akhirnya meraih sukses di Kejuaraan Dunia pada percobaan keduanya.

Sebelumnya medali perak menjadi pencapaian terbaik pasangan ganda putra Malaysia di bawah asuhan Rexy.

Pada final Kejuaraan Dunia 2010 Koo Kien Keat/Tan Boon Heong takluk lewat rubber game dari pasangan legendaris, Cai Yun Fu/Hai Feng. 

Baca Juga: Link Streaming Final Kejuaraan Dunia 2022 - Siang Ini, Ahsan/Hendra Jadi Tumpuan Indonesia

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P