Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kisah Melati Daeva Oktavianti Bangkit dari Periode Kelam Kariernya

By Wahid Fahrur Annas - Senin, 12 September 2022 | 16:30 WIB
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Melati Daeva Oktavianti, pada konferensi pers menjelang Indonesia Master 2021 di Bali, Kamis (11/11/2021). (BADMINTON INDONESIA)

Tetapi memasuki akhir tahun, Praveen/Melati akhirnya berhasil membuktikan dengan meraih dua gelar sekaligus pada tur Eropa.

Pasangan yang disebut Honey Couple itu keluar sebagai kampiun pada turnamen Denmark Open dan Prancis Open 2019.

Praveen/Melati kemudian menutup tahun keduanya dengan manis melalui raihan medali emas pada SEA Games 2019 di Filipina.

Baca Juga: Ketika Keputusan Kontroversi Axelsen ke Dubai Beri Kesuksesan bagi Karier Bulu Tangkisnya

Memasuki tahun ketiga, kiprah Praveen/Melati makin cerah usai menjuarai turnamen bulu tangkis paling tertua dan bergengsi di dunia, All England Open pada tahun 2020.

Namun pandemi covid-19 menjadi awal petaka bagi karier Praveen/Melati sebagai satu-satunya pasangan ganda campuran Indonesia yang masuk ke jajaran 10 besar dunia.

Olimpiade Tokyo menjadi awal penampilan Praveen/Melati mulai mendapatkan sorotan yang saat itu terhenti di babak perempat final oleh musuh bebuyutan mereka, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China).

Puncak keretakan Praveen/Melati makin terlihat saat tampil pada ajang Indonesia Masters 2021 di Bali.

Praveen/Melati langsung tumbang pada babak pertama oleh pasangan non unggulan asal India, Dhruv Kapila/Reddy N.Sikki.

Pelatih ganda campuran pelatnas PBSI, Nova Widianto, bahkan sampai tak bisa menutupi amarahnya lagi kepada anak asuhnya itu karena dinilai tak punya daya juang saat bermain.