Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pemain ganda campuran Indonesia, Melati Daeva Oktavianti, membagikan secuil kisah asam garamnya sebagai atlet bulu tangkis profesional.
Karier Melati Daeva Oktavianti mulai merekah sejak dipasangkan dengan Praveen Jordan pada 2018 lalu.
Bersama Praveen, Melati berhasil membukukan sejumlah torehan membanggakan meski upayanya tak langsung membuahkan hasil pada periode awal sebagai partner di lapangan.
Di musim pertama, Praveen/Melati mampu menembus final pertamanya pada ajang India Open 2018.
Sayangnya ambisi merebut gelar pertama belum terwujud usai saat itu dikalahkan wakil Denmark, Mathias Christiansen/Christinna Pedersen.
Pada tahun kedua, Praveen/Melati memiliki kesempatan meraih gelar pertama usai berhasil menembus empat partai puncak pada India Open, New Zealand Open, Australia Open, dan Japan Open 2019.
Namun lagi-lagi, gelar juara masih belum menjadi rezeki Praveen/Melati yang hanya mampu keluar sebagai runner-up pada empat turnamen tersebut.
Hasil tersebut sampai-sampai membuat Praveen/Melati dijuluki pasangan spesialis runner-up oleh warganet.
Tetapi memasuki akhir tahun, Praveen/Melati akhirnya berhasil membuktikan dengan meraih dua gelar sekaligus pada tur Eropa.
Pasangan yang disebut Honey Couple itu keluar sebagai kampiun pada turnamen Denmark Open dan Prancis Open 2019.
Praveen/Melati kemudian menutup tahun keduanya dengan manis melalui raihan medali emas pada SEA Games 2019 di Filipina.
Baca Juga: Ketika Keputusan Kontroversi Axelsen ke Dubai Beri Kesuksesan bagi Karier Bulu Tangkisnya
Memasuki tahun ketiga, kiprah Praveen/Melati makin cerah usai menjuarai turnamen bulu tangkis paling tertua dan bergengsi di dunia, All England Open pada tahun 2020.
Namun pandemi covid-19 menjadi awal petaka bagi karier Praveen/Melati sebagai satu-satunya pasangan ganda campuran Indonesia yang masuk ke jajaran 10 besar dunia.
Olimpiade Tokyo menjadi awal penampilan Praveen/Melati mulai mendapatkan sorotan yang saat itu terhenti di babak perempat final oleh musuh bebuyutan mereka, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China).
Puncak keretakan Praveen/Melati makin terlihat saat tampil pada ajang Indonesia Masters 2021 di Bali.
Praveen/Melati langsung tumbang pada babak pertama oleh pasangan non unggulan asal India, Dhruv Kapila/Reddy N.Sikki.
Pelatih ganda campuran pelatnas PBSI, Nova Widianto, bahkan sampai tak bisa menutupi amarahnya lagi kepada anak asuhnya itu karena dinilai tak punya daya juang saat bermain.
Turnamen di Bali menjadi ajang terakhir bagi Praveen/Melati tercatat sebagai pemain Pelatnas PBSI, keduanya kompek dicoret dan dikembalikan ke klubnya PB Djarum.
Meski begitu, Melati belum mau menyerah untuk berhenti menjadi pemain bulu tangkis.
Baca Juga: Kisah Bagas Berpasangan dengan Kevin Hingga Perasaan Tidak Enak Saat Lawan Teman Sendiri
Praveen/Melati masih diharapkan bisa kembali ke performa terbaiknya yang saat ini masih berada di peringkat lima dunia.
"Kalau masih bisa bersaing kenapa enggak untuk terus melanjutkan dan berusaha," kata Melati dikutip BolaSport.com dari youtube PB Djarum.
"Down pasti pernah, kita kalah-kalah terus tapi kan gimana kita bisa mengembalikan perasaan kita biar gak ngedown banget," ucap Melati.
Melati menyebutkan peran orang tua dan pelatih sangat membantunya untuk keluar dari tekanan tersebut.
"Pasti keluarga sama pelatih, tapi paling penting dari diri sendiri. Jadi kalau dari sendiri udah berat ya pasti susah," ucap Melati.
Kini, Praveen/Melati ditargetkan bisa tampil pada Olimpiade 2024 Paris.
“Kami akan terus mendukung Praveen/Melati. Pengumpulan poin Olimpiade Paris mulai sekitar Maret atau April tahun depan,” ujar Yoppy Rosimin selaku ketua Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum.
Baca Juga: Siasat Push Rank Malaysia untuk Titisan Lee Chong Wei Sebelum Tahun 2022 Berakhir