Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Jordan Henderson mengaku enggan untuk mengajak keluarganya ke Piala Dunia 2022 di Qatar. Kapten Liverpool itu masih takut dengan insiden saat final Liga Champions.
Jordan Henderson kembali dipanggil oleh Gareth Southgate untuk membela timnas Inggris dalam ajang UEFA Nations League 2022-2023.
Henderson kembali masuk ke dalam skuad timnas Inggris setelah sembuh dari cedera di Liverpool.
Kedatangan Henderson ke skuad Inggris juga sekaligus menutup posisi kosong yang ditinggalkan oleh Kalvin Phillips.
Phillips sendiri harus absen dari timnas Inggris setelah mengalami cedera bahu saat membela Manchester City.
Dengan masuk ke dalam skuad Inggris untuk UEFA Nations League, kesempatan Henderson untuk bermain di Piala Dunia 2022 pun semakin besar.
Namun, Henderson tentunya perlu memperhatikan performanya di lapangan bersama Liverpool pada musim 2022-2023.
Selain masalah performa, Henderson juga berbicara mengenai kondisi Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Dalam wawancaranya dengan media Irlandia, Independent.ie, Henderson sempat ditanyai mengenai peluang membawa keluarganya ke Piala Dunia 2022.
Henderson mengaku dirinya masih memikirkan keputusan untuk membawa keluarganya Qatar.
Hal itu tidak lepas dari pengalaman gelandang berusia 32 tahun tersebut selama pergelaran Liga Champions 2021-2022 dan EURO 2020.
Saat itu, sempat terjadi kekacauan dalam partai final saat Henderson membela timnas Inggris dan Liverpool.
Keluarga dan teman-temannya pun sempat menjadi korban dalam kericuhan tersebut.
Untung saja, keluarga dan teman-temannya yang terjebak dalam kekacauan tidak mengalami luka-luka.
Oleh karena itu, Henderson berpikir dua kali untuk mengajak keluarganya ke Piala Dunia 2022.
"Keluarga dan teman-teman saya memiliki beberapa pengalaman selama beberapa tahun terakhir, yang benar-benar mengejutkan mereka dan mungkin menunda mereka untuk pergi ke pertandingan berikutnya," kata Henderson.
"Mudah-mudahan, itu berubah dalam waktu dekat ketika mendekati turnamen. Namun, ketika Anda melihat adegan seperti yang Anda alami di final Euro, di final Liga Champions, maka mereka tidak benar-benar ingin pergi dan menempatkan diri mereka dalam situasi itu lagi."
"Istri dan anak-anak saya harus mencoba dan masuk ke pintu samping di Wembley yang tidak akan mereka izinkan pada awalnya. Dan mereka terjebak."
"Dia mencoba menjauhkan anak-anak dari apa yang sedang terjadi dan akhirnya saya pikir setelah sekitar 15-20 menit, seseorang mengenali bahwa dia adalah istri saya dan dia beruntung, karena mereka tahu itu saya, mereka membiarkannya dengan cepat."
"Akan tetapi jika orang itu tidak tahu, maksud saya, itu bisa menjadi masalah. Ayah saya sedikit terlibat, saya pikir beberapa ayah pemain, seperti ayah Harry Maguire, terluka parah."
"Saya pikir kita semua tahu bahwa itu tidak bagus, itu adalah pengalaman buruk bagi banyak orang di final itu. Kemudian, kami di Paris, yang mungkin bahkan lebih buruk."
"Jadi saya tidak menyalahkan siapa pun yang tidak ingin menempatkan diri mereka dalam situasi itu dan, jujur saja, ada dua alasan yang sama sekali berbeda, tetapi sekali lagi, jika itu saya, saya tidak ingin menempatkan diri saya dalam situasi itu."
"Ayah saya mengatakan bahwa, setelah final Liga Champions, dia sudah selesai. Namun, ketika semakin dekat, saya pikir ada banyak elemen keamanan dan hal-hal yang terjadi di Qatar yang saya yakin akan membuat orang lebih aman," tutur Henderson melanjutkan.