Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Saat ini manajemen Arema FC terus berkoordinasi dengan pusat layanan kesehatan untuk mengurus para korban."
"Kami meminta agar diberikan pelayanan yang maksimal dalam penanganan korban luka-luka, dan meminta pusat-pusat layanan kesehatan untuk menyampaikan pembiayaannya kepada manajemen Arema FC."
"Kami juga mendukung penuh pengusutan dan investigasi yang dilakukan pihak kepolisian, dan memohon pihak-pihak untuk menahan diri sampai benar-benar ketemu titik terang permasalahnnya."
Baca Juga: Arema FC dan Polisi Sudah Minta Laga kontra Persebaya Digelar Sore, Nyatanya Tetap Malam
Insiden di Stadion Kanjuruhan menjadi catatan kelam bagi sepak bola Indonesia.
Kejadian ini bermula ketika oknum suporter Arema FC berbondong-bondong masuk ke lapangan usai laga kontra Persebaya.
Mereka kecewa lantaran tim kesayangannya takluk takluk 2-3 dari rival abadi.
Sekitar 3.000 orang yang masuk ke lapangan itu kemudian menimbulkan kekacauan dan merusak berbagai fasilitas.
Pihak keamanan lalu merespons kejadian tersebut dengan menembakkan gas air mata, yang justru menimbulkan kepanikan.
Para suporter kemudian berlarian ke satu titik pintu keluar sembari berdesakan di sana yang mengakibatkan jatuhnya korban.
Sebanyak 129 orang meninggal dengan rincian 34 orang meninggal di lokasi dan lainnya meninggal dalam perjalanan serta saat dalam perawatan di rumah sakit. Selain itu, ada 180 orang luka-luka.