Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kemudian hadir pula salah satu penyintas Tragedi Kanjuruhan, seorang Aremania, Alfan yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta.
Alfan mengungkapkan kesedihannya di hadapan semua suporter.
"Kami sangat terpukul, berduka apa yang terjadi di malang. Saya di sini salah satu korban dari puluhan ribu di Kanjuruhan, saya bersyukur bisa kembali ke sini untuk menempuh pendidikan," kata Alfan.
"Saya berterimakasih, kumpul di sini untuk berdoa. Kami mencari keadilan buat saudara kita di Malang, tidak ada sepak bola seharga nyawa. Sepak bola itu hiburan, bukan pembantaian," sambungnya.
Sejatinya, berkumpulnya para suporter di Stadion Mandala Krida malam itu adalah salah satu upaya menyatukan suporter Indonesia untuk sama-sama mengawal proses mencari keadilan bagi seluruh korban Tragedi Kanjuruhan.
Agenda itu juga bisa disebut sebagai awal yang baik bagi keharmonisan suporter di DIY-Jateng yang selama ini bersitegang.
Terlihat bagaimana seluruh suporter berbaur dengan masing-masing atribut suporter yang dikenakannya.
Bahkan secara bersamaan suporter mengenakan jersey PSIM Yogyakarta membawa bendera PSS Sleman.
Tak lama kemudian, lautan lilin dan flash memenuhi pemandangan di kompleks Stadion Mandala Krida.