Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI, Erwin Tobing, memberikan alasan mengapa hanya menjatuhkan denda sebesar Rp 250 juta kepada Arema FC.
Erwin Tobing mengatakan bahwa denda Rp 250 juta itu sudah cukup besar bagi tim berjulukan Singo Edan itu.
Erwin Tobing tidak ingin menambahkan denda itu kepada Arema FC.
Sebab, ditakuti keuangan Arema FC bisa tidak stabil sehingga mematikan klub.
Denda Rp 250 juta dikeluarkan oleh Komdis PSSI karena Arema FC juga tidak bisa bermain kandang di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, selama Liga 1 2022/2023 berakhir.
Arema FC harus mempunyai kandang baru yang radius jaraknya sejauh 250 KM dari Stadion Kanjuruhan.
Selain itu, laga kandang Arema FC nantinya digelar tanpa penonton.
Tentu saja menurut Erwin Tobing, denda tersebut udah sangat berat untuk Arema FC.
Baca Juga: TGIPF Tragedi Kanjuruhan Janji Kejar Pihak yang Paksakan Waktu Kick-off Digelar Malam Hari
"Arema FC sudah tidak bisa menjadi tuan rumah sampai akhir kompetisi Liga 1 2022/2023."
"Kami juga tidak ingin matikan klub tapi Arema FC bersalah dan kami harus jatuhkan hukuman," ucap Erwin Tobing.
Arema FC mendapatkan hukuman karena Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 131 orang meninggal dunia.
Tragedi itu terjadi setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Baca Juga: Hasil Rapat Pertama Tim Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan Langsung Buat Janji ke Jokowi
Suporter Arema FC yang masuk ke dalam lapangan usai laga membuat pihak kepolisian langsung memukul mundur.
Kericuhan terjadi hingga akhirnya polisi melepaskan gas air mata ke tribun penonton.
Aremania yang berada di tribun penonton panik dan berhamburan hingga berdesak-desakan mencari jalan keluar.
Sayangnya pintu Stadion Kanjuruhan masih tertutup sehingga mereka kesulitan bernafas dan menyebabkan kematian.
Penyebab kematian suporter Arema FC itu juga faktor terinjak-injak akibat kepanikan dari gas ari mata.
Sejauh ini masih ada ratusan suporter Arema FC yang dirawat di rumah sakit.
Kejadian yang menimpa Arema FC sebenarnya sempat dilakukan oleh suporter Persebaya Surabaya, Bonek.
Kala itu, Bonek mengamuk usai Persebaya Surabaya kalah 1-2 dari RANS Nusantara FC di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (15/9/2022).
Baca Juga: Kenapa Polisi Masih Izinkan Laga Arema FC Vs Persebaya Digelar Malam Hari?
Bonek turun ke lapangan hingga merusakan fasilitas Stadion Gelora Delta.
Situasi itu berbeda karena pihak kepolisian tidak melepaskan gas air mata hingga tak ada korban jiwa usai laga.
"Kalau itu Persebaya Surabaya hanya kami hukum Rp 100 juta dan ini Rp 250 juta untuk Arema FC, itu saja," kata Erwin Tobing.
Tragedi Kanjuruhan membuat PSSI memutuskan untuk menghentikan sementara Liga 1 2022/2023 hingga dua pekan ke depan.