Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Salah satu legenda MotoGP, Giacomo Agostini membeberkan beberapa penyebab yang membuat MotoGP saat ini kurang menarik untuk disaksikan.
Dalam beberapa kesempatan penonton MotoGP yang datang langsung ke sirkuit sangat menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai contoh pada MotoGP Italia 2022 hanya ada 74.078 penonton yang datang ke sirkuit dari hari Jumat sampai Minggu.
Penurunan juga terjadi pada MotoGP San Marino 2022 dimana hanya ada 101.440 orang yang datang menyaksikan MotoGP secara langsung.
Jika dibandingkan terakhir kali MotoGP boleh disaksikan secara langsung jelas terlihat penurunannya.
Dimana pada tahun 2019 total ada 159.120 orang yang rela menyaksikan MotoGP dari pinggir Sirkuit Misano, Italia.
Salah satu penyebab yang disinyalir membuat jumlah penonton turun adalah tidak adanya sang maestro sekaligus legenda MotoGP, Valentino Rossi yang memutuskan untuk gantung helm pada akhir musim lalu.
Selain itu Agostini menyebut bahwa saat ini kemenangan tidak ditentukan lagi oleh bakat alami seorang pembalap, melainkan dari seberapa baik set-up motor mereka.
Agostini menjelaskan di era Rossi peran pembalap lebih besar sehingga menarik perhatian para penonton untuk menyaksikan MotoGP.
Baca Juga: Penyelenggara MotoGP Finlandia Dituntut Dorna Sports Bayar Denda Rp 95,3 Miliar
"Valentino Rossi tidak memiliki motor yang kuat dalam karirnya, tetapi dia menarik banyak perhatian," ucap Agostini dikutip Bolasport.com dari Motosan, Minggu (9/10/2022).
"Anda dan saya membuat pertunjukan, ini tentang orang-orang. Bukan karena sepeda motor sangat cepat."
Menurutnya era sebelum teknologi motor berkembang seperti sekarang perbedaan waktu tidak seketat sekarang, dimana saat ini ketinggalan 0,1 detik saja sudah sangat berarti.
Sehingga penonton datang ke pinggir sirkuit untuk menyaksikan aksi para pembalap dalam berduel dan menunjukkan kemampuan mereka.
"Tidak masalah jika Anda melakukan putaran di 2.05 atau 2.10. Apakah Anda ingin duel. 200.000 orang di tribun tidak duduk dengan stopwatch," ucap Agostini.
"Penting untuk melihat pertempuran atau, jika tidak, pilot tidak dapat menunjukkannya."
Selain masalah teknologi yang membuat bakat alami pembalap tidak berpengaruh sepenuhnya, saat ini para penggemar seperti tidak memiliki referensi pembalap.
Karena semua pembalap berpeluang memenangkan balapan, hal tersebut terlihat pada musim ini dimana ada lima pembalap yang memiliki peluang untuk menjadi Juara Dunia akhir musim nanti.
Berbeda ketika Era Rossi dkk,para penggemar memiliki kiblat pembalap yaitu Rossi sampai-sampai dia dijuluki sebagai The Doctor.
Baca Juga: Akun Instagram Sempat Hilang, Ada Apa dengan Fabio Quartararo?
"Saya kira tidak ada banyak masalah dengan pertunjukan itu, tetapi publik membutuhkan referensi," ucap Agostini.
"Bagnaia menang, Bastianini menang, pemula bisa menang. Ada beberapa pembalap yang mampu menang, tetapi mereka juga bisa menjadi yang kesepuluh di balapan berikutnya."
"Jadi orang bertanya-tanya siapa yang benar-benar bagus. Ini terlalu acak.
"Tapi pertempuran itu tidak salah. Terbukti bahwa saat ini kita memiliki banyak teknologi, dan setiap orang memiliki akses ke materi yang sama."
"Saya tidak berpikir ada 23 Maradona, 23 Verstappen atau 23 Muhammad Ali di grid. Anda lihat semua orang dalam sedetik, dan itu gila."
Baca Juga: Francesco Bagnaia Harus Hati-hati, Persaingan Sesungguhnya Baru Dimulai