Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Investigasi Tragedi Kanjuruhan - 12 Temuan Awal Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil

By Sasongko Dwi Saputro - Senin, 10 Oktober 2022 | 20:30 WIB
Kerusuhan yang menimbulkan banyak korban jiwa terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya di Liga 1, Sabtu (1/10/202) di Stadion Kanjuruhan, Malang. (TOMMY NICOLAS/BOLASPORT.COM)

Namun, hal tersebut justru direspons secara berlebihan oleh aparat keamanan yang berakibat terjadinya tindak kekerasan. Suporter lain akhirnya turun ke lapangan untuk menolong suporter yang mengalami tindak kekerasan dari aparat.

Baca Juga: Thomas Doll: Kami Libur Sejenak dari Sepak Bola

Ketiga, tidak ada upaya dari aparat untuk menggunakan kekuatan lain yang memiliki dampak pencegahan, berupa perintah lisan atau suara peringatan, hingga kendali tangan kosong lunak, sebelum tindakan penembakan gas air mata.

Padahal, berdasarkan Perkap Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan, Polisi harus melalui tahap-tahap tertentu sebelum mengambil tahap penembakan gas air mata.

Keempat, tindak kekerasan yang dialami para suporter, tidak hanya dilakukan oleh anggota Polri tetapi juga dilakukan oleh prajurit TNI dengan berbagai bentuk, seperti menyeret, memukul, dan menendang.

Kelima, berdasarkan kesaksian para suporter, penembakan gas air mata tidak hanya ditujukan ke bagian lapangan, tetapi juga mengarah ke bagian tribune Selatan, Timur, dan Utara, sehingga hal tersebut menimbulkan kepanikan yang luar biasa bagi suporter.

Keenam, terjadi penumpukan di sejumlah pintu yang terkunci saat penonton hendak keluar karena akses evakuasi yang sempit. Hal ini berakibat sangat fatal, mulai dari penonton sulit bernapas dan jatuh korban jiwa.

Baca Juga: Ketua Panpel Arema FC Lontarkan Sindiran Pedas untuk PSSI

Ketujuh, para suporter yang berhasil keluar minim mendapatkan pertolongan dengan segera dari pihak aparat kepolisian. Akhirnya, para korban dengan caranya sendiri berusaha untuk keluar.

Kedelapan, peristiwa kekerasan dan penderitaan tidak hanya terjadi di dalam stadion, tetapi juga terjadi di luar stadion. Diketahui, aparat kepolisian juga ikut melakukan penembakan gas air mata kepada para suporter yang berada di luar stadion.