Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan atlet yang memulai karier sebagai atlet Pelatnas di tahun 1975 ini, menganggap bahwa diagram tersebut harus dikembangkan secara serius menjadi karya ilmiah.
Namun, lantaran aktivitas yang cukup padat, ia akhirnya baru bisa memulai proses penggarapan buku dalam dua tahun terakhir..
"Buku ini merupakan kristalisasi dari pengalaman saya sebagai pemain, pelatih sejak tahun 1980, pengurus, dan sekaligus trainer bagi para pelatih. Perjalanan panjang tersebut menginspirasi setiap kata yang tertuang dalam buku ini. "
"Idealisme sekaligus kepedulian terhadap masa depan prestasi badminton Indonesia adalah keyakinan yang tidak bisa ditawar," ucap mantan pelatih Hariyanto Arbi dan Denny Kantono ini.
Basri Yusuf mengatakan bahwa konsep pelatihan yang tepat mampu mengatasi banyak masalah atau kesalahan yang biasa terjadi.
Seperti rendahnya pelatihan atau pelatihan yang berlebihan (over training), pemberian beban dan intensitas latihan orang dewasa kepada atlet muda, sistem pelatihan yang tidak spesifik, program kompetisi dan pelatihan sesuai usia, hingga kelalaian dalam melatih gerakan dan keterampilan
"Saya berharap dengan adanya buku ini dapat menjadi referensi kepelatihan bulutangkis yang berorientasi pada mencetak atlet berprestasi kelas dunia," kata Basri.
"Praktik penerapan buku ini harus didasari pada kesadaran penuh bahwa tidak ada proses yang instan, melainkan kedisiplinan dan berkesinambungan yang terencana dengan baik," tutur pemilik nama lengkap Akhmad Khafidz Basri Yusuf.
Sementara itu, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin menyambut positif diluncurkannya buku “Pembinaan Badminton Berbasis Sport Science”.