Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menurutnya, mundur hanya dilakukan oleh orang-orang pengecut dan pecundang.
Baca Juga: KLB PSSI Digelar Januari 2023, Pemilihan Ketua Umum dan Jajaran Exco
Iwan Bule mengaku tak bisa meninggalkan kekacauan yang terjadi begitu saja.
Oleh karena itu ia memilih bertanggung jawab dengan cara lain yakni datang langsung ke Malang tepat setelah Tragedi Kanjuruhan terjadi.
Bahkan ia berada di Malang selama delapan hari dengan mengunjungi korban langsung.
“Kalau saya mundur itu saya pengecut, saya pecundang. Kalau saya mundur, saya pulang saja langsung tidur di rumah. Tapi masak saya meninggalkan apa yang terjadi sekarang,” kata Iwan Bule.
“Jadi mohon maaf, saya delapan hari berada di Malang, anak istri saya nangis bilang ‘pa jangan ke sana, situasi sekarang masih emosi, di sana papa mau ngapain coba? Kan di sana juag situasinya masih kalut dan masih banyak yang sedih’. Jadi saya bilang nak, biarkan saya di sana kalau terjadi apa-apa dan papa cuma sampai di sini ya kita ikhlaskan saja, jadi saya sampaikan begitu kepada anak saya,” cerita Iwan Bule.
“Kita kan kapanpun harus siap dipanggil yang Maha Kuasa suatu saat itu, jadi kita tinggal menunggu itu,” ucapnya.
Tak hanya itu, sebagai Ketum PSSI ia juga mengaku bahwa rasa tanggung jawabnya juga dengan membetuk tim task force atau transformasi sepak bola Indonesia.
Sebagaimana diketahui, PSSI bersama pemerintah, FIFA, dan AFC membentuk tim transfromasi sepak bola Indonesia.