Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan akhirnya menjawab desakan publik terkait diminta mundur dari kursi jabatannnya. Menurutnya mundur hanya dilakukan oleh seorang pengecut dan pecundang.
Tak sedikit pihak yang mendesak Mochamad Iriawan agar mundur dari kursi Ketua Umum PSSI seusai Tragedi Kanjuruhan.
Tak hanya pemangku kepentingan saja tetapi pecinta sepak bola Indonesia pun meminta Mochamad Iriawan mundur sebagai bentuk tanggung jawab moril.
Hal ini karena Tragedi Kanjuruhan menewaskan sedikitnya 135 orang.
Baca Juga: Berkaca Kasus Ratu Tisha, Shin Tae-yong Tak Akan Mundur Meski Iwan Bule Lengser
Oleh karena itu, PSSI sebagai federasi sepak bola Indonesia dituntut bertanggung jawab karena dinilai tak becus.
Menanggapi desakan mundur ini Mochamadd Iriawan pun mengaku bahwa itu bukan menjadi solusi terbaik dalam situasi ini.
“Kalau mundur itu menurut kami tidak menyelesaikan masalah,” ujar Mochamad Iriawan sebagaimana dikutip dari Kompas TV dalam wawancara ekslusifnya.
Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu mengatakan bahwa alih-alih mundur, ia justru mengaku memilih bertanggung jawab dengan berusaha menyelesaikan dan memperbaiki sepak bola Indonesia.
Menurutnya, mundur hanya dilakukan oleh orang-orang pengecut dan pecundang.
Baca Juga: KLB PSSI Digelar Januari 2023, Pemilihan Ketua Umum dan Jajaran Exco
Iwan Bule mengaku tak bisa meninggalkan kekacauan yang terjadi begitu saja.
Oleh karena itu ia memilih bertanggung jawab dengan cara lain yakni datang langsung ke Malang tepat setelah Tragedi Kanjuruhan terjadi.
Bahkan ia berada di Malang selama delapan hari dengan mengunjungi korban langsung.
“Kalau saya mundur itu saya pengecut, saya pecundang. Kalau saya mundur, saya pulang saja langsung tidur di rumah. Tapi masak saya meninggalkan apa yang terjadi sekarang,” kata Iwan Bule.
“Jadi mohon maaf, saya delapan hari berada di Malang, anak istri saya nangis bilang ‘pa jangan ke sana, situasi sekarang masih emosi, di sana papa mau ngapain coba? Kan di sana juag situasinya masih kalut dan masih banyak yang sedih’. Jadi saya bilang nak, biarkan saya di sana kalau terjadi apa-apa dan papa cuma sampai di sini ya kita ikhlaskan saja, jadi saya sampaikan begitu kepada anak saya,” cerita Iwan Bule.
“Kita kan kapanpun harus siap dipanggil yang Maha Kuasa suatu saat itu, jadi kita tinggal menunggu itu,” ucapnya.
Tak hanya itu, sebagai Ketum PSSI ia juga mengaku bahwa rasa tanggung jawabnya juga dengan membetuk tim task force atau transformasi sepak bola Indonesia.
Sebagaimana diketahui, PSSI bersama pemerintah, FIFA, dan AFC membentuk tim transfromasi sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Apresiasi Terwujudnya KLB, Persebaya Minta Sistem Golden Share untuk PSSI di PT LIB Dievaluasi
Tujuan ini dilakukan untuk membuat sepak bol Indonesia lebih baik lagi ke depannya.
Tentu dengan harapan tragedi Kanjuruhan tak akan terulang lagi ke depannya.
“Jadi sika saya ya ini, task force saya lakukan, ada kunjungan ke mereka saya lakukan. Untuk menambah moril mereka (korban) bahwa Ketum-nya dengan mereka begitu,” tuturnya.
Sementara itu, PSSI juga telah memutuskan mempercepat Kongres Luar Biasa (KLB) seusai dengan rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).