Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ferdinand juga berpendapat bahwa perusahaan media sosial harus memiliki sarana untuk memblokir perilaku rasialisme.
Semua tindakan buruk dan toksik seharusnya diblokir agar tidak membuat mental pengguna media sosial rusak.
"Masalahnya adalah mereka bergantung pada perilaku toksik dan ujaran kebencian sehingga mereka tidak akan menghilangkan unsur itu," ujar Ferdinand melanjutkan.
"Rasisme dan segala bentuk diskriminasi disambut di media sosial karena interaksi itu sama dengan lebih banyak uang iklan."
‘Rules need to be changed to allow players feel as though there aren’t repercussions from a racial standpoint if they fail, or make a mistake.’
Rio Ferdinand reflects on the racism faced by British footballers last year, and his solution-based documentaryhttps://t.co/nRtpdlxqJt
— Ethnicity Awards / Investing in Ethnicity (@EthnicityInvest) November 7, 2022
"Kami melihat dengan Covid bahwa jika sebuah pesan perlu disebarkan di media sosial, ada algoritme dan teknologi bagi perusahaan-perusahaan ini untuk membuat perbedaan."
"Namun, mereka tidak bisa mengatasi diskriminasi. Jadi itu menunjukkan tidak ada niat nyata untuk berubah."
"Kami berbicara dengan [raksasa media sosial] tetapi Anda mendapatkan umpan balik plin-plan: 'Ya, kami mencoba semua yang kami bisa.'"
"Tidak, Anda tidak bisa seperti itu," tutur Ferdinand mengakhiri.