Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Murid kebangaan Valentino Rossi, Francesco Bagnaia, telah menunjukkan mentalitas luar biasa pada MotoGP 2022.
Francesco Bagnaia meraih prestasi gemilang bersama timnya Ducati pada MotoGP 2022 dengan menjadi juara dunia di kelas utama.
Gelar juara dunia Francesco Bagnaia ini mengakhiri penantian Ducati yang terakhir kali berjaya bersama Casey Stoner pada musim 2007.
Selain itu, prestasi gemilang ini membuat Francesco Bagnaia menjadi pembalap Italia pertama yang merajai kelas utama.
Terakhir kali pembalap Italia mampu juara dunia pada 2009 melalui Valentino Rossi yang kini menjadi mentor Francesco Bagnaia.
Gelar ini tidak didapatkan dengan mudah oleh pembalap berusia 25 tahun itu yang harus bersaing ketat melawan Fabio Quartararo (Yamaha).
Jika dibandingkan dengan Fabio Quartararo, Francesco Bagnaia mengawali kompetisi MotoGP 2022 dengan jalan yang tidak mulus.
Puncaknya terjadi usai GP Jerman di mana rider yang pernah menimba ilmu di akademi milik Valentino Rossi itu tertinggal jauh.
Baca Juga: Gacor di Moto3, Pembalap Ini Lebih Senang Jadi Titisan Jorge Lorenzo daripada Marc Marquez
Francesco Bagnaia yang masih berjuang mendapatkan sentuhan terbaiknya saat itu tertinggal hingga 91 poin dari Fabio Quartararo.
Sebagai juara bertahan, El Diablo menunjukkan prospek yang lebih menjanjikan melalui torehan kemenangan dan podiumnya.
Akan tetapi, jarak yang cukup jauh dengan 91 poin itu tidak lantas membuat mentalitas Francesco Bagnaia surut.
"91 poin itu banyak, tapi saya memikirkan potensi yang kami miliki," kata Francesco Bagnaia, dilansir BolaSport.com dari Motosan.
Bagnaia menyadari dengan selisih 91 poin membuat jalannya tidak mudah terlebih Quartararo bukanlah pembalap yang angin-anginan.
"Saya pikir dia bukan tipe pembalap yang mengalami pasang surut," kata Francesco Bagnaia menjelaskan.
Menurut pandangan Bagnaia, pembalap asal Prancis tersebut memiliki peluang juara yang besar karena menunjukkan performa yang kompetitif.
"Saya menganggap diri saya lebih baik dari itu, saya rasa dia kompetitif untuk terus mempertahankan gelar," ucap Francesco Bagnaia.
"Saya yakin dia berpotensi menjadi juara," tuturnya menambahkan.
Lebih lanjut, tekad dan ambisi menjadi pembeda dalam persaingan yang terjadi antara Bagnaia dan Quartararo.
Hal itulah yang membuat pemilik nomor 63 tersebut berhasil memangkas gap 91 poin untuk membalikkan keadaan dan menjadi juara dunia.
"Saya pikir saya menggunakan tekad itu, ambisi itu untuk bertahan di sana dan bersaing merebut gelar juara," ucap Bagnaia.
"Karena saya mengerti bahwa saya adalah seorang pembalap yang bisa melakukannya," imbuhnya.
Baca Juga: Marco Bezzecchi Girang Pakai Warisan Francesco Bagnaia untuk MotoGP 2023