Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jadwal MotoGP 2023 Diprotes Keras, Bos Dorna Beri Penjelasan

By Wahid Fahrur Annas - Senin, 5 Desember 2022 | 13:30 WIB
Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, memimpin grup pembalap pada balapan MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang, Malaysia, 23 Oktober 2022. (MOTOGP.COM)

BOLASPORT.COM - CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, memberikan penjelasan terkait jadwal MotoGP 2023 yang menuai pro dan kontra.

Kalender MotoGP 2023 akan ketambahan dua venue baru di benua Asia yaitu GP Kazakhstan dan GP India.

Pembalap dan tim akan disibukkan dengan menjalani 21 seri balapan sepanjang musim.

Apalagi MotoGP 2023 juga akan menghadirkan agenda Sprint Race pada hari Sabtu setelah sesi kualifikasi berlangsung.

Padatnya jadwal dan balapan yang digelar di benua Asia dianggap terlalu berlebihan oleh sejumlah pihak. Salah satunya rombongan dari tim KTM.

Baca Juga: Pujian Pelatih Spanyol Luis Enrique untuk Marc Marquez, 'Dia Binatang Buas'

"Saya dengan jelas mengatakan kepada bos Dorna, Carmelo Ezpeleta, di GP Valencia, bahwa kami sebagai pabrikan ingin memiliki maksimal 18 Grand Prix," jelas Stefan Pierer, selaku CEO KTM.

Hubert Trunkenpolz selaku CSO Pierer Mobility AG yang menaungi tim KTM, GASGAS, dan Husqvarna juga melayangkan protes keras kepada Dorna bahwa 21 seri balapan terlalu banyak.

"Kami tidak membutuhkan tiga Grand Prix di Spanyol dan kami juga berpikir bahwa empat ajang di Asia itu berlebihan," tutur Trunkenpolz.

"Pada dasarnya, seharusnya hanya ada satu acara MotoGP per negara, jadi tidak boleh dua di Italia."

"Kami lebih memilih tiga Grand Prix di Amerika Selatan, karena balapan di Eropa akan disiarkan pada malam hari pada jam tayang utama," ujarnya.

"18 balapan Kejuaraan Dunia akan ideal, 20 adalah batas maksimal. Kazakhstan adalah omong kosong bagi kami."

"Di sisi lain, India adalah pasar sepeda motor terbesar, jadi setidaknya layak dipertimbangkan," ujarnya.

GP Kazakhstan masih menjadi perdebatan karena balapan tersebut akan menjadi satu-satunya balapan yang digelar di bulan Juli tahun depan.

Dengan begitu, para pembalap tentu akan kehilangan jeda libur musim panas.

Ezpeleta kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, alasannya adalah persaingan bisnis di dunia olahraga balap.

"Situasinya sedemikian rupa sehingga kami bersaing dengan olahraga lain dan harus berkompromi saat membuat kalender GP," tutur Ezpelata.

"Kami dipaksa oleh balapan tambahan untuk memulai musim lebih awal dan menyelesaikannya lebih lambat daripada di era pra-Covid ketika kami memiliki 19 balapan."

"Ya, kami juga ditanya mengapa kami pergi ke Kazakhstan," ujarnya.

"Tidak ada penyelenggara lain yang telah menyetujui tanggal GP pada bulan Juli. Jika kami meninggalkan Sirkuit Sokol, akan ada jeda musim panas selama lima minggu seperti pada tahun 2022 ketika GP Finlandia dibatalkan."

"Kami tidak bisa tidak hadir di dunia motorsport selama itu," ucap Ezpelata.

Baca Juga: Ketika Honda Punya Momen Bikin Adik Marc Marquez Tak Berguna

Ezpeleta kemudian menjelaskan tambahan seri balap di Asia sangat berguna untuk membayar biaya yang lebih tinggi daripada balapan di Eropa.

"Kami kehilangan uang pada balapan di Eropa. Kami harus menjelaskan hal itu kepada tim dan pabrikan," kata Ezpeleta.

"Dalam perjanjian kami dengan tim-tim, kami memiliki maksimum 22 Grand Prix. Tetapi begitu kami memiliki lebih dari 20 Grand Prix, biaya kami meningkat pesat," ujarnya.

Selain itu, tim-tim juga mengeluhkan jadwal pada bulan Mei yang hanya menggelar satu seri balapan saja yakni GP Prancis.

Soal itu, Ezpeleta punya penjelasan sederhana yaitu agar jadwal balap MotoGP tidak bentrok dengan jadwal Formula One (F1).

Pada 2023, F1 akan menggelar tiga seri balapan di bulan Mei pada pekan pertama dan dua pekan terakhir.

Maka dari itu, Dorna selaku promotor membuat jadwal GP Prancis digelar pada minggu kedua.

"Ada penjelasan sederhana untuk hal ini juga. Setelah kesalahan tahun 2022, ketika GP Mugello diadakan pada hari yang sama dengan Formula 1 klasik di Monte Carlo," tutur Ezpeleta.

"Penyelenggara tidak lagi menginginkan bentrok tanggal dengan Formula 1. Namun sayangnya ada tiga balapan F1 berturut-turut di bulan Mei."

"Itulah mengapa kami harus memindahkan GP Mugello ke akhir pekan pertama di bulan Juni. Dan GP Catalunya hingga September."

"Kami harus mempertimbangkan keinginan para promotor."

"Selain itu, karena siaran TV, kami ingin sesedikit mungkin tanggal yang berbenturan dengan Formula 1, setidaknya tidak di zona waktu yang sama," ujar Ezpeleta.

Baca Juga: Kenapa Juara MotoGP Tak Semeyakinkan Zaman Rossi dan Marquez?

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P