Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Beredar surat dari PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) sebagai operator kompetisi Liga 2 2022/2023 yang mengirim surat keberatan ke PSSI untuk menyelenggarakan kompetisi secara bubble.
Sebenarnya kompetisi dengan format bubble bukanlah hal yang asing bagi PT LIB.
Pasalnya, Liga 1 2022/2023 sudah pernah menggunakan format tersebut pada sisa putaran pertama.
Format tersebut dipakai untuk menyelesaikan enam pekan tersisa putaran pertama Liga 1 2022/2023.
Kala itu, format bubble dilaksanakan di empat stadion di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Namun, situasi berbeda terjadi kala Liga 2 2022/2023 bakal melaksanakan situasi serupa.
Dalam surat yang bertanggal 20 Desember 2022 yang ditujukan kepada Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, PT Liga Indonesia Baru menyatakan keluhannya usai melaksanakan owner's club meeting 14 Desember 2022.
Sebagai informasi dalam pertemuan antar pemilik klub tersebut, PT Liga Indonesia Baru sepakat bakal mengagendakan lanjutan Liga 2 2022/2023 pada 14 Januari 2023.
Namun, format kompetisi kala itu belum bisa diputuskan, antara memilih home-away atau bubble seperti Liga 1 2022/2023.
Dalam surat bertanggal 20 Desember 2022, PT LIB awalnya ingin melaksanakan kompetisi dengan sistem home and away.
Baca Juga: PSIM Yogyakarta Sayangkan Keputusan PSSI yang Hentikan Kompetisi Liga 2 2022/2023
Tetapi, sebagian besar klub lebih memilih kompetisi dilaksanakan dengan sistem bubble seperti pada sisa putaran pertama Liga 1 2022/2023.
PT LIB menyatakan ketidak sanggupannya jika harus melaksanakan sistem bubble untuk Liga 2 2022/2023.
Alasannya tentu disebabkan karena situasi keuangan PT Liga Indonesia Baru yang tidak memungkinkan untuk pelaksanaan sistem bubble.
"Bahwa memperhatikan kondisi cash flow/keuangan LIB saat ini, kami tidak dapat melanjutkan kompetisi Liga 2-2022/2023 dengan sistem bubble, karena akan ada peningkatan biaya yang besar (terlampir proyeksi biaya dengan sistem bubble)," tulis surat PT LIB tertanggal 20 Desember 2022 yang ditandatangani oleh Fery Paulus selaku Direktur Utama.
Maka, PT Liga Indonesia Baru sudah menyiapkan dua opsi terkait desakan klub-klub Liga 2, yaitu tetap berjalan dengan sistem bubble atau kompetisi dihentikan sama sekali (dengan surat pernyataan bersama untuk menghentikan kompetisi yang ditandatangani oleh 19 klub peserta sebagai lampiran).
Baca Juga: Liga 2 2022-2023 Dihentikan, Atta Halilintar: Kapok
Karena itu, PT Liga Indonesia Baru memohon kepada PSSI untuk meminta bantuan dan petunjuk terkait pelaksanaan Liga 2 2022/2023.
Jawaban tersebut akhirnya diputuskan pada Kamis (12/1/2023) oleh PSSI melalui rapat Komite Eksekutif di GBK Arena, Jakarta.
Kala itu, publik sudah tahu bahwa PSSI sepakat menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3 2022/2023 sebagai jawaban dari surat tersebut.
PSSI juga beralasan bahwa ada 20 klub yang menolak Liga 2 2022/2023 kembali dilanjutkan, berbeda dari surat yang hanya ditandatangani oleh 19 klub saja.
19 klub tersebut antara lain, Deltras Sidoarjo, Gresik United, Kalteng Putra, Karo United, Persekat Tegal, Persela Lamongan, Perserang Serang, Persikab Kabupaten Bandung, Persipa Pati, PSDS Deli Serdang, PSKC Cimahi, Putra Delta Sidoarjo, Sriwijaya FC, PSPS Riau, Persiraja, PSBS Biak, Persipal Palu, PSCS Cilacap, dan Persiba Balikpapan.
Keputusan tersebut mengundang kritikan keras dari owner klub Madura United yaitu Achsanul Qosasi yang saat ini bertengger di Liga 1.
"Sebenarnya peserta Liga 2 meminta bubble, tapi LIB tidak ada uang. Tak punya duit itu resiko LIB, silakan cari cara, itulah tugas Direksi, bukan menghentikan kompetisi," tulis Achsanul Qosasi dalam akun Twitter pribadinya.