Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Terkait soal tanda tangan klub, Yan meluruskan bahwa sebenarnya tanda tangan itu dikira sebagai uang transport.
Tetappi, justru tiba-tiba tanda tangan tersebut untuk menghentikankompetisi.
Padahal seharusnya itu adalah untuk uang transportasi sebesar Rp 15 juga.
“Tanda tangan sebagian dipalsukan. Banyak klub yang sudah mengadu. Karena tanda tangan itu dikasih uang transport Rp 15 juta per klub. Tapi klub tak tahu itu untuk menghentikan liga. Yang kami tahu adanya adalah tanda tangan kehadiran di Manager's Meeting,” kata Yan Mandenas.
Ia juga membeberkan ke Menpora bahwa memang ada beberapa masalah pada klub Liga 2 terkait finansial.
Baca Juga: Liga 2 2022 Dihentikan, Pemain Persib Khawatir Muncul Pengaturan Skor
Namun, untuk itu menurutnya tak bisa dipukul rata.
Menurutnya apabila memang beberapa klub tak bisa melanjutkan kompetisi seharusnya diberi sanksi.
“Satu-dua klub saja yang ingin liga dihentikan karena bermasalah dari sisi finansial. Yang lain semua minta berlanjut karena kompetisi sudah berjalan. Harusnya saat lanjutan kompetisi mereka verifikasi ulang lagi tim dari sisi kesiapan. Sama halnya waktu kami mendaftar pertama di verifikasi. Tim mana siap maka itu lanjut. Yang tidak kembali ke sanksi-sanksi PSSI," kata Yan.
"Sama halnya ketika Persipura di Liga 1 (2021) saat kami tak siap main melawan Madura United. Kami dikasih kalah WO (Walk-out), lalu dipotong poin dan kami turun ke Liga 2. Kami jalani sanksi karena sebagai anggota federasi harus taat kepada statuta PSSI. Jangan sampai satu-dua klub mengorbankan yang banyak ini,” tuturnya.