Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Juventus dijatuhi sanksi pengurangan 15 poin di klasemen Liga Italia atas dakwaan pelanggaran finansial yang diungkap kepada publik mulai dua tahun lalu.
Keputusan hukuman pengurangan poin untuk Juventus dikeluarkan Pengadilan Banding Federal di Italia pada Jumat (20/1/2023).
Hangusnya 15 angka milik I Bianconeri di klasemen Liga Italia merupakan hasil ketok palu setelah melalui berbagai pertimbangan.
Saat awal-awal kasus dugaan pelanggaran finansial Juventus terkuak, muncul berbagai hipotesis soal jenis sanksi selain pengurangan poin.
Mulai dari larangan klub beraktivitas di bursa transfer, dikeluarkan dari kompetisi Eropa, skors berat bagi para petinggi, hingga yang terparah: ancaman degradasi ke Serie B.
Berikut ini kronologi jatuhnya sanksi bagi Juventus sejak permulaan investigasi yang dilakukan otoritas berwenang di Italia.
26 November 2021
- Kasus dugaan pelanggaran Juventus mulai merebak luas setelah dilakukan penggeledahan oleh Guardia di Finanzia (polisi keuangan Italia) di kantor klub.
Ada kejanggalan soal dokumen transfer pemain dan laporan keuangan periode 2019-2021.
- Tim investigasi Prisma dibentuk oleh Kantor Kejaksaan Umum Turin guna lebih mendalami kasus ini. Ada dua kasus yang jadi sorotan; bujet dalam plusvalenza (capital gain) dan manipulasi data gaji pemain.
- Istilah capital gain - secara harfiah keuntungan modal - bisa diartikan keuntungan yang didapat dari selisih harga beli dan harga jual suatu aset, dalam hal ini pemain yang ditransfer.
Juventus diduga melakukan penggelembungan nilai transfer pemain yang mencurigakan sejumlah 50 juta euro dan rekening lainnya.
Bianconeri disangka mencantumkan nilai lebih tinggi dalam transfer 42 pemain dari jumlah uang yang sebenarnya berputar.
Dengan kata lain, klub membesar-besarkan nilai jual para pemain bersangkutan dalam laporannya, padahal aslinya jauh lebih rendah agar selisih yang tercatat juga menjadi positif dalam neraca.
Kasus paling disorot adalah tukar guling Miralem Pjanic (dilabeli 60 juta euro) dengan Arthur Melo (72 juta) ke Barcelona, di mana kubu Andrea Agnelli mendapat untung 12 juta euro di atas kertas, padahal harga riil Pjanic sesuai kinerja maupun posisinya di tim disebut-sebut tidak setinggi itu.
Juventus juga dituding mencantumkan kerugian 209 juta euro, padahal sebenarnya sampai menyentuh 240 juta.
Sementara itu, nilai aset bersihnya dilaporkan 29 juta euro, alih-alih cuma 2 juta euro dari jumlah sebenarnya.
Manipulasi data ini dilakukan guna mengakali regulasi Financial Fair Play UEFA.
FFP memberi toleransi jumlah selisih defisit pengeluaran transfer + gaji pemain tak boleh melebihi 30 juta euro dari pendapatan klub dalam periode fiskal 3 tahun.
Adapun ihwal gaji pemain, Juve diklaim memanipulasi laporan pengeluaran upah selama pandemi.
Sesuai kesepakatan kolektif, klub setuju memangkas gaji pemain demi mengurangi beban dan laporan keuangan mereka tampak sehat.
Namun, Juve dituding membayar upah lebih besar dari laporan melalui proses di bawah tangan berdasarkan kesepakatan rahasia yang tak tercatat dalam buku keuangan.
Hal ini menyeret nama Cristiano Ronaldo, pemilik gaji tertinggi di Juventus kala itu, yang diklaim memiliki perjanjian untuk tetap dibayar tinggi saat pandemi.
29 November 2021
- Pihak Juventus merilis pernyataan bahwa klub melakukan strategi finansial ini sesuai hukum dan regulasi dalam industri sepak bola.
- Selain menginvestigasi Juventus sebagai sebuah lembaga, pihak berwenang mengerucutkan 6 calon tersangka: Agnelli (presiden klub kala itu), Pavel Nedved (wakil presiden), Fabio Paratici (direktur olahraga), Stefano Cerrato (kepala korporat dan keuangan), Stefano Bertola (mantan kepala keuangan), dan Marco Re (mantan direktur bidang finansial).
23 Maret 2022
- Kejaksaan Umum Turin melancarkan penyelidikan lanjutan di kantor Milan, Turin, dan Roma, guna mendalami dugaan kasus perjanjian rahasia klub dan pemain terkait gaji selama dua tahun pandemi.
Akhir Maret-awal April 2022
- Para pemain dimintai keterangan oleh jaksa. Mereka di antaranya Paulo Dybala, Alex Sandro, Federico Bernardeschi, Juan Cuadrado, serta Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci.
- Jaksa FIGC membeberkan daftar 11 klub yang diselidiki soal dugaan kasus pelanggaran capital gain ini, yakni Juventus, Sampdoria, Napoli, Genoa, Empoli, Parma, Pisa, Pescara, Novara, Chievo, dan Pro Vercelli.
15-22 April 2022
- Sebanyak 59 petinggi dan anggota dewan klub, juga 11 tim yang diinvestigasi oleh pengadilan, dibebaskan dari kasus ini.
Alasan pembebasan klub-klub tersebut dari dakwaan kasus plusvalenza adalah tak ada metode baku yang objektif untuk menentukan nilai riil dari seorang pemain di bursa transfer.
Keputusan menentukan harga jual-beli tergantung kesepakatan klub-klub yang bertransaksi.
24 Oktober 2022
- Kejaksaan Turin menutup investigasi awal terhadap kasus capital gain.
25 Oktober 2022
- Juventus merilis pernyataan setelah menerima keterangan penutupan penyelidikan dari kantor kejaksaan. Pihak Bianconeri yakin mereka telah "beroperasi sejalan dengan hukum dan peraturan."
28 November 2022
- Pengumuman pengunduran diri Agnelli dari kursi Presiden Juventus setelah 12 tahun menjabat dan para anggota dewan klub.
Juventus menentukan Gianluca Ferrero sebagai penggantinya dan Maurizio Scanavino selaku manajer umum baru.
29 November 2022
- Juventus dibebaskan dari dugaan kasus capital gain, tapi jaksa FIGC membuka proses penyelidikan baru berdasarkan temuan aktual mengenai persetujuan klub dengan pemain untuk kenaikan gaji yang tak sesuai regulasi.
30 November - 2 Desember 2022
- Tuntutan pengadilan bagi Agnelli dan 11 pejabat eksekutif Juve diajukan ke Kejaksaan Turin. UEFA pun membuka proses investigasi melalui badan pengendali finansial klub (CFCB) terhadap potensi pelanggaran dalam aturan lisensi klub dan financial fair play.
- Kejaksaan mendapatkan temuan baru dari Prisma berupa dokumen ratusan halaman. Ada pula bukti rekaman percakapan antara Agnelli dan sepupunya, John Elkann, yang merupakan Presiden Exor (perusahaan induk pemilik Juventus), juga dengan beberapa petinggi seperti CEO Maurizio Arrivabene.
2 Desember 2022
- Klub melaporkan kerugian 239,3 juta euro untuk tahun finansial 2021-2022, lebih rendah dari angka 254,4 juta yang diumumkan pada September, sebelum temuan dari CONSOB (badan yang mengawasi bursa efek).
22 Desember 2022
- Jaksa FIGC meminta agar penyelidikan terhadap 9 klub dan 52 petinggi yang sempat diduga terlibat kasus capital gain dibuka kembali.
Selain Juventus, klub yang masuk daftar merah ini adalah Sampdoria, Pro Vercelli, Genoa, Parma, Pisa, Empoli, Novara, dan Pescara. Jaksa meyakini ada bukti-bukti baru yang menegaskan pelanggaran finansial yang sempat dicabut beberapa bulan sebelumnya.
7 Januari 2023
- Hari terakhir kehadiran Agnelli dan Nedved di kandang Juventus sebagai presiden dan wakilnya, yakni laga pekan 17 Liga Italia melawan Udinese.
19 Januari 2023
- "Surat rahasia Ronaldo" dibocorkan Corriere della Sera. Dokumen ini ditemukan dalam penggeledahan di Turin.
Isinya diklaim soal Juventus yang menjanjikan gaji 19,9 juta euro kepada Ronaldo untuk diberikan di bawah meja, atau tidak dimasukkan ke laporan keuangan klub saat masa pandemi. Dokumen ini ditandatangani Paratici.
20 Januari 2023
- Jaksa FIGC, Giuseppe Chine, merasa bukti yang ada cukup untuk menyeret Juventus ke dalam sanksi pengadilan.
Baca Juga: Dihukum Pengurangan 15 Poin, Juventus Putuskan Segera Naik Banding
Awalnya dia menuntut hukuman pengurangan 9 poin bagi Juve dan skors untuk para petinggi klub yang terlibat.
- Pada hari yang sama, Pengadilan bukan cuma mengabulkan tuntutan Chine, tapi juga menambah berat sanksi Bianconeri dengan memberikan pengurangan 15 angka.
Sanksi skors untuk larangan keterlibatan dalam manajemen sepak bola juga dijatuhkan kepada Paratici (2 tahun 6 bulan), Agnelli (2 tahun), Arrivabene (2 tahun), Cherubini (1 tahun 4 bulan), dan Nedved (8 bulan).