Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saat berbicara membenahi sepak bola Indonesia tentu saja tidak melupakan masalah kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3.
"Begitu pula dengan kompetisi liga, dimana saya menyampaikan gagasan untuk memisahkan operator Liga 1 dan Liga 2 sebagai bagian dari Peningkatan kualitas kompetisi dan penguatan kapasitas klub Liga 2 dari aspek teknis dan bisnis," pemaparannya.
"Sedangkan visi pengembangan sepakbola untuk Liga 3, ada tiga poin yang akan menjadi titik tekan saya. Pertama, pengembangan sepakbola berbasis region-based resources. Kedua, Liga-3 sebagai wadah terbesar pertumbuhan pemain," lanjutnya.
Baca Juga: Pemilik Barito Putera Tegaskan Dukungan untuk Erick Thohir sebagai Caketum PSSI
"Terakhir, 10.30 yang artinya, kompetisi 10 bulan, bertanding 30 kali dalam setahun. Kami sudah rinci ini semua dengan baik. Semua saya siapkan ini untuk sepak bola Indonesia. Sudah saatnya kembali ke jalurnya lagi."
"Untuk kebijakan strategisnya, tidak jauh berbeda dengan Liga 2 yang mengedepankan Regulasi yang komprehensif serta high performance spesial department, pembedanya hanya manajemen Liga -nya."
La Nyalla juga menjabarkan bagaimana Asprov itu sangat penting dalam konteks hubungan kinerja antara PSSI pusat dengan PSSI provinsi.
Menurutnya di Asia juga sudah banyak contoh dari Jepang hingga Australia yang mulai memasang target untuk membuat sepak bola Indonesia lebih baik lagi.
"Di sinilah peran strategis Asprov PSSI Provinsi terjawab. Untuk memastikan football development di level terendah dapat berjalan dengan High Quality. Asprov PSSI dalam konteks football development harus mampu menjadi Agen Persemaian Bibit-Bibit Pemain, Pelatih dan Wasit. Sehingga secara positif akan tumbuh pemain-pemain muda dan klub amatir di daerah," kata La Nyalla.
"Asprov PSSI menjadi sentra bagi Football Family di daerah. Baik di tingkat Askot atau Askab, Klub, Akademi hingga SSB. Untuk itu, Asprov PSSI mutlak menjalankan Kompetisi Liga 3 dengan High Quality sesuai benchmarking technical development. Yang kita kenal dengan istilah sepuluh bulan dan 30 kali bertanding," tuturnya.
Demi melancarkan program ini, La Nyalla bahkan mengaku akan memberi dukungan kepada Asprov apabila terpilih nantinya.
Menurutnga hubungan kinerja yang kuat antara PSSI pusat dengan Asprov PSSI mutlak harus dilakukan dengan tahapan dan target yang terukur.
Baca Juga: Sikap La Nyalla Hadapi Erick Thohir yang Dikelilingi Publik Figur dalam Perebutan Kursi Ketum PSSI
"Dimana peran PSSI pusat, dan dimana peran Asprov. Apa yang harus didelegasikan oleh PSSI pusat kepada Asprov dan apa yang menjadi tugas dan kewajiban PSSI pusat. Dan satu kata kunci yang paling penting dari semua itu adalah Financial Support dari PSSI Pusat kepada Asprov PSSI" pungkas La Nyalla.
"Karena untuk menunjang program Football Development yang berjenjang dari bawah, maka menjadi kewajiban bagi PSSI Pusat untuk mendukung secara finansial agar kinerja Asprov PSSI dapat mencapai standar High Quality."
"Bahkan PSSI Pusat secara khusus wajib menyiapkan departemen khusus untuk melakukan pendampingan teknis dalam koridor football quality. Seperti yang dilakukan FIFA melalui FIFA Performance Program. Kami juga akan berikan subsidi finansial kepada Asprov di tahun pertama. Untuk tahun kedua kita lihat kinerja para Asprov. Jadi pembinaan di lini Asprov akan hidup dan bergeliat."