Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Saya yakinkan ke pemain karena kita sudah berlatih tiga kali dalam sehari meski bonus hanya Rp 3 juta."
"Terus saya tekankan lagi, mendapatkan emas di negara orang sampai mati tidak akan terlupakan, tidak pernah bisa dihapus dan akan diingat anak dan cucu kita."
"Kalau kemarin SEA Games 1987 dapat emas di Jakarta, ini kita harus juga dapat emas di Manila," ucap Ferryl Raymond Hattu.
Ferryl Raymond Hattu mengakui memang jelang tampil di SEA Games 1991 Manila, para pengurus PSSI sedang tidak ada uang.
Ia juga cerita bahwa IGK Manila selaku manajer timnas Indonesia tidak bisa kasih apa-apa jika mendapatkan medali emas.
Baca Juga: Kepada Media Spanyol, Luis Milla Buka Rahasia Keperkasaan Persib
"Pak Manila itu hanya punya badannya untuk selalu bersama kita, memang saat itu pada tidak ada uangnya."
"Pemain-pemain yang dipilih itu bukan grade A. Yang lolos itu grade B tapi fighting spiritnya grade A, sehingga kami punya kekompakan yang luar biasa," tutup Ferryl Raymond Hattu.
Medali emas SEA Games 1991 menjadi yang terakhir bagi timnas Indonesia mengukir prestasi.
Sampai saat ini, timnas Indonesia belum merasakan lagi medali emas meskipun sudah beberapa kali pergantian pengurus PSSI.