Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setiap kontestan pun dijanjikan akan menjalani 14 pertandingan per musim.
Sistem ini berbeda dengan skema awal ketika European Super League masih terdiri dari 12 klub.
Semula, kompetisi ini direncanakan bersifat tertutup atau hanya melibatkan para klub yang turut serta menjadi penggagas.
Hanya saja, belum ada detail soal sistem promosi dan degradasi, serta struktur divisi di kompetisi yang masih berformat wacana tersebut.
A22, perusahaan saudara (sister company) ESL, terindikasi sudah mendekati lebih dari 50 klub di penjuru benua Eropa.
Namun, A22 menolak mengelaborasi klub-klub mana saja yang mereka dekati soal gagasan baru ini.
Para pendukung European Super League juga masih gigih mengkritik skema UEFA selama ini.
Mereka menilai UEFA memonopoli sistem kompetisi regional.
Sikap UEFA dinilai akan merugikan klub-klub.
Salah satu kritik terhadap UEFA datang dari CEO A22, Bernd Reichart, dalam tulisannya di Die Welt, surat kabar ternama asal Jerman.
“Klub-klub adalah pihak yang menanggung risiko bisnis dalam sepak bola. Hanya saja, dalam proses pengambilan keputusan, mereka terlalu sering harus berdiam diri,” kata Reichart.
Baca Juga: Ada Lionel Messi, PSG Tak Ada Alasan untuk Tidak Juara Liga Champions
“Dialog European Super League sudah menjelaskan bahwa seringnya klub-klub mustahil untuk angkat bicara melawan sistem yang mengancam sanksi untuk mencegah perlawanan,” ucapnya lagi.