Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menurut Gloria, dengan adanya pasangan kombinasi baru China seperti Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping, Indonesia tetap bisa bersaing.
"Keunggulan dari Huang Dong Ping sudah punya pengalaman dengan pasangan sebelumnya (Wang Yi Lyu)," ujar Gloria.
Wang/Huang merupakan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Namun, China mulai melakukan sejumlah perombakan pasangan pada sektor ganda mulai tahun ini.
"Saya dan Dejan berbeda dari jumlah tingkat pertandingannya dari babak setiap babak. Saya juga belajar dari dia (Huang) juga bagaimana bisa membawa junior. Dengan partner baru pasti ada perubahan dalam pola permainan dengan segala kelebihan dan kekurangan saya," kata Gloria.
"Kelebihan Dejan adalah daya juang sangat besar. Dia juga masih muda sehingga tenaganya masih besar. Dia juga memiliki smes yang lumayan kencang sehingga syaa harus memanfaatkan itu. Saya juga punya kelebihan dan kekurangan sehingga kami saling melengkapi."
"Target tahun ini pastinya perlahan seperto tahun lalu. Maksimum jadi juara di level Super 100. yang pasti walaupun pada turnamen super 1000 mencapai semifinal, saya secara pribadi merasa masih kurang."
"Mungkin step by step, juara level 300, Super 500, Super 750, dan Super 1000. Kami tidak mau terlalu memberatkan mau menang di turnamen apa saja. Hasil yang kami dapat ini juga sebenarnya di luar ekspektasi. Berpikir kesana itu bonus," ucap Gloria.
Gloria juga masih memiliki keinginan lolos ke Olimpiade Paris 2024 setelah pada Olimpiade Tokyo 2020, dia dan Hafiz Faizal gagal lolos.
Baca Juga: Malaysia Gagal pada Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2023, Rexy Mainaky Puji Semangat Tim
Penyebabnya, Hafiz/Gloria yang saat itu berada di peringkat kedelapan dunia tergusur posisinya setelah BWF menggelar kejuaraan Eropa.