Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Manajer Tim LCR Honda, Lucio Cecchinello mengungkapkan risiko pengurangan jatah tes resmi MotoGP 2023 bisa berdampak pada pengembangan motor mereka.
Tekad Honda untuk bangkit di musim ini kembali berpotensi menemui jalan terjal.
Pengembangan RC213V 2023 masih dianggap dalam posisi jalan di tempat, dan hanya mengalami sedikit kemajuan setelah apa yang terlihat pada tes MotoGP Sepang (10-12 Februari) lalu.
Masalah Honda bukan hanya datang dari amarah Marc Marquez yang sempat meledak usai Tes MotoGP Sepang, akibat tidak mampu bersaing secara nyata dengan para rider Ducati yang silih berganti tampil mendominasi.
Melainkan juga datang dari tim satelit, LCR.
Dua pembalap LCR Honda, Alex Rins dan Takaaki Nakagami kompak mengeluhkan masalah traksi dan grip yang dinilai masih kurang.
Kurangnya top speed dan masalah grip membuat Honda semakin sulit untuk menembus garda terdepan di tengah masifnya kebangkitan pabrikan Italia seperti Ducati dan Aprilia.
"Kami sedang mengerjakan area itu (traksi) selama tes Sepang, tapi kami hanya tim, bukan pembuat motor. Kami hanya dapat menggunakan apa yang tersedia untuk kami," ucap Lucio Cecchinello selaku Manajer Tim LCR Honda, dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
Hampir tidak ada kesan positif bagi Honda pada tes MotoGP Sepang kemarin.
Baca Juga: Pamer Lengan di Depan Bos, Marc Marquez Perang Komitmen dengan Honda
Hanya ada angan-angan yang terbesit tentang mampukah pabrikan Jepang tersebut bangkit dalam kurun waktu satu bulan sebelum tes MotoGP Portimao (11-13 Maret).
Lucio Cecchinello pun memberikan gambaran lebih buruk dari kemungkinan semakin terhimpitnya Honda pada musim ini.
Regulasi MotoGP tentang jatah tes resmi yang kini berubah menjadi semakin sedikit, dinilai bisa menjadi penghalang untuk Honda.
"Pengembangan Honda kini semakin terasa dibatasi, karena makin sedikit jumlah tes resmi MotoGP," ujar pria asal Italia.
"Jika tim Anda bukan tim konsesi dan tidak ada update tentang jatah tes yang mungkin bisa ditambahkan selama musim ini bergulir, mengejar ketertinggalan dan berusaha berkembang menjadi terasa lebihb sulit."
"Itu lebih menghambat kami," katanya.
"Tetapi, sampai di titik tertentu saya memaklumi peraturan ini (pengurangan jatah tes resmi), memang kalau tidak dikurang akan membuat biaya pengeluaran membengkak," ujar Cecchinello.
Memaklumi pengurangan jatah tes bagai dua sisi mata uang bagi Cecchinello. Antara biaya pengeluaran yang lebih hemat dan pengembangan yang jauh lebih terbatas.
Yang lebih disayangkan mungkin adalah karena ini terjadi di saat Honda bertekad untuk mengembangkan diri secara menyeluruh.
Baca Juga: Hasil Tes MotoGP Fabio Quartararo Bisa Mengecoh, Ducati Tetap Was-was
Tekad Honda untuk bangkit memang benar-benar serius, hingga pergantian manajerial sejumlah petinggi dilakukan, salah satunya mendatangkan Ken Kawauchi sebagai Manajer Teknis baru, mantan orang Suzuki.
Pengurangan jumlah tes resmi MotoGP tidak lepas dari banyaknya jumlah balapan (race) pada musim ini.
Apalagi dengan ditambahkannya format baru, sprint.
Melansir dari MotoGP.com, jatah tes resmi untuk kelas utama di MotoGP 2023 total hanya akan digelar lima kali dengan rinciannya sebagai berikut: